Kenaikan harga Bitcoin di tengah rencana Komite Bursa dan Sekuritas Amerika Serikat (SEC) memperluas jangkauannya untuk pengawasan terhadap pasar kripto.
"Layanan yang menawarkan perdagangan, pencocokan pesanan, atau turunan untuk mata uang virtual dilarang. Sementara transaksi luar negeri yang melibatkan kripto juga ilegal," kata PBOC
Bitcoin melonjak ke level tertinggi sejak sekitar pertengahan September pada perdagangan Jumat (1/10/2021) waktu New York, sebagian didukung oleh faktor musiman serta komentar netral Gubernur Federal Reserve AS Jerome Powell terhadap pasar kripto.
Data dari Coinshares menunjukkan arus masuk ke aset kripto mencapai US$90,2 juta sepanjang minggu lalu, dipimpin oleh Bitcoin yang meraih US$69 juta, menurut data CoinShares per 1 Oktober.
Harga Bitcoin pada Rabu (6/10) pukul 13.18 ada di US$ 51.617,12 atau naik 4,6% dibanding posisi 24 jam sebelumnya. Posisi ini membawa return year to date Bitcoin mencapai 77,92%
CointMarketCap mencatat harga Bitcoin hari ini terkoreksi. Pada perdagangan Jumat (8/10) pukul 08.26 WIB di level $ 54.183,18. Harga Bitcoin tersebut melemah 0,60% dalam 24 jam terakhir.
Jika bitcoin mencapai harga US$ 100.000, banyak yang percaya bahwa cryptocurrency dapat menjadi ancaman bagi dolar AS dan statusnya sebagai mata uang cadangan dunia. Tapi Timmer mengatakan tidak begitu banyak.
Mengacu data CoinDesk, harga Bitcoin pada Senin (18/10) pukul 13.24 WIB ada di US$ 62.293,95 atau naik 2,49% dibanding posisi 24 jam sebelumnya.
Ia menjelaskan, karena keadaan khusus, MarkAI tidak dapat menyetor dan menarik uang. Ia pun memastikan pihaknya tengah bekerjasama dengan pemerintah untuk menangani permasalahan tersebut.
Setelah empat hari reli harga Bitcoin yang solid, saatnya untuk mengatur ulang sebelum pendakian berikutnya, menurut Laurent Kssis, Direktur CEC Capital. "Pasar tetap bullish secara keseluruhan," ujarnya kepada CoinDesk.