ILUSTRASI bitcoin
YUKBIZ.COM - Setelah sempat naik di posisi tertinggi, hari ini harga Bitcoin terjungkal sekitar 7% ke level US$ 62.000 pada Jumat (22/10).
Kondisi itu terjadi setelah mengukir harga tertinggi baru sepanjang masa di dekat US$ 67.000.
Mengacu data CoinDesk, harga Bitcoin pada Jumat sempat menyentuh US$ 62.060,40 atau merosot 7,33% dari harga tertinggi baru sepanjang masa US$ 66.974,77 yang tercipta Rabu (20/10) lalu.
Hanya, pada pukul 11.05 WIB, harga kripto terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar itu menanjak ke US$ 63.218,87 atau turun 2,85% dibanding posisi 24 jam sebelumnya.
Bagi beberapa analis, penurunan harga lebih seperti kemunduran jangka pendek dibanding awal penurunan yang berkepanjangan.
"Pemegang (bitcoin) jangka panjang tampaknya belum menjual, jadi ini kemungkinan hanya kemunduran jangka pendek," kata Lucas Outumuro, Head of Research IntoTheBlock, kepada CoinDesk.
Setelah empat hari reli harga Bitcoin yang solid, saatnya untuk mengatur ulang sebelum pendakian berikutnya, menurut Laurent Kssis, Direktur CEC Capital. "Pasar tetap bullish secara keseluruhan," ujarnya kepada CoinDesk.
Peluncuran ETF baru jadi katalis positif buat Bitcoin
Kay Khemani, Managing Director Spectre.ai, mengatakan, volatilitas ini sangat normal dalam aset apa pun yang telah reli secara signifikan selama berminggu-minggu untuk menembus level tertinggi baru sepanjang masa.
“Keraguan pasti akan muncul karena investor dan trader sama-sama berusaha untuk mengunci keuntungan mereka sebelum kemungkinan batas resistensi di angka US$ 70.000,” kata Khemani kepada CoinDesk.
Apalagi, dengan peluncuran lebih banyak exchange-traded funds (ETF) Bitcoin berjangka, akan memberikan katalis positif buat Bitcoin.
VanEck mengungkapkan, telah mendapatkan persetujuan untuk meluncurkan ETF Bitcoin berjangka dari Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) pada Rabu (20/10).