Riset dari NH Korindo Sekuritas Indonesia menyebutkan, reli harga minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) sepanjang tahun 2021 menjadi salah satu katalis positif untuk emiten perkebunan.
Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) pada 2022 diperkirakan masih tinggi mencapai US$ 1.000 per ton, meskipun ada potensi penurunan jika dibandingkan dengan rekor harga yang dicetak pada 2021.
Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran, Dinas Perkebunan Provinsi Riau Defris Hatmaja mengatakan jumlah penurunan harga terbesar terjadi pada kelompok umur 10-20 tahun senilai Rp57,77/Kg atau mencapai 1,80 persen dari harga minggu lalu.
Industri sawit dalam negeri juga mampu menghasilkan 160 ragam jenis produk hilir. Dan akan terus ditingkatkan dengan inovasi-inovasi yang memiliki nilai tambah tinggi
Kabid Pengolahan dan Pemasaran, Dinas Perkebunan Provinsi Riau Defris Hatmaja mengatakan penurunan harga sawit di daerah itu terjadi pada setiap kelompok umur, dengan jumlah penurunan terbesar terjadi pada kelompok umur 10 - 20 tahun sebesar Rp60,87/Kg.
Menurut dia, penggerak utama pertumbuhan energi adalah biodiesel. Permintaan terhadap minyak nabati untuk makanan juga naik tiga juta ton setiap tahun.
Sebelumnya. Ketua Panitia IPOC 2021 Mona Surya mengatakan, tahun 2021 ini merupakan tahun keemasan industri sawit karena harga CPO global mencapai puncak tertinggi dalam sejarah.
Dia memaparkan faktor internal naiknya harga TBS periode ini disebabkan oleh terjadinya kenaikan harga jual CPO dan harga kernel dari beberapa perusahaan yang menjadi sumber data.
Di tahun 2022 mendatang, kami menargetkan untuk meremajakan 2.500 hektare sawit masyarakat sebagai upaya mendukung rencana pemerintah dalam mempercepat peremajaan sawit rakyat,"
Merujuk hasil dari tim penetapan harga Tandan Buah Segar (TBS) Sawit Provinsi Riau merujuk surat Penetapan Harga TBS Kelapa Sawit Provinsi No. 47 periode 24 - 30 November 2021, telah menyepakati harga sawit umur 10 - 20 tahun naik Rp 113,91 /Kg menjadi Rp 3.483,31/Kg.
Faktor internal turunnya harga TBS periode ini disebabkan oleh terjadinya kenaikan dan penurunan harga CPO dan harga kernel dari beberapa perusahaan yang menjadi sumber data.
Indonesia memiliki kawasan hutan tropis terbesar ketiga di dunia, hutan belantara luas yang dianggap penting untuk mengatasi dampak perubahan iklim, sekaligus rumah bagi spesies yang terancam punah seperti orang utan, harimau, dan badak.
Kabar gembira, harga TBS kelapa sawit di Riau naik lagi. Merujuk hasil dari tim penetapan harga Tandan Buah Segar (TBS) Sawit Provinsi Riau merujuk surat ...
Ini seiring dengan berlakunya Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Negara-Negara EFTA (Indonesia-European Free Trade Association Comprehensive Economic Partnership Agreement/IE-CEPA).
Harga TBS Sawit pekan ini naik Rp 140,16 per kilogram untuk Kelompok Umur 10 - 20 tahun dan harganya mencapai Rp 3.244,57 per kilogramnya.
Faktor internal naiknya harga TBS periode ini jelas Defris, disebabkan oleh terjadinya kenaikkan harga jual CPO dan harga kernel dari beberapa perusahaan yang menjadi sumber data.
Bahkan Presiden meminta jajarannya untuk menyiapkan pengacara-pengacara internasional jika Indonesia digugat karena menghentikan ekspor bahan mentah.
Kondisi itu melonjak 1,6 miliar dolar dibandingkan ekspor bulan Juli, khususnya di beberapa negara tujuan utama ekspor menunjukkan kebutuhan produk minyak sawit global terus meningkat.
"Naiknya harga TBS periode ini disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal," ujar Kepala Dinas Perkebunan Riau Ir Zulfadli melalui Kabid Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan Riau Defris Hatmaja
Para ahli juga telah memproyeksikan sampai dengan tahun 2030 distribusi luas tutupan kelapa sawit akan didominasi oleh Perkebunan Rakyat mencapai 60%, Perkebunan Besar Swasta sebesar 36%, dan Perkebunan Besar Negara sebesar 4%. Data-data di atas menunjukan bahwa peranan Perkebunan Rakyat memiliki kontribusi yang signifikan dalam pembangunan perkebunan kelapa sawit di Indonesia.