Wabah Virus Corona Jadi Berkah Industri Jamu. Produksi Jamu Klaten Tembus Korsel dan Hongkong

Rabu, 25 Maret 2020 07:47 jamu Klaten tembus Korsel dan Hongkong jamu tradsional Covid19 virus corona yukbiz.com
Wabah Virus Corona Jadi Berkah Industri Jamu. Produksi Jamu Klaten Tembus Korsel dan Hongkong
Wabah Virus Corona Jadi Berkah Industri Jamu. Produksi Jamu Klaten Tembus Korsel dan Hongkong

Foto: travelkompas

 

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Jamu (GP Jamu) Dwi Ranny Pertiwi mengkonfirmasi penjualan produk jamu meningkat. Bahkan khusus untuk produk simplisia atau rempah kering kenaikannya hingga 50 persen dari sebelum munculnya wabah virus Corona.

DI TENGAH merebaknya virus Corona (Covid19), upaya preventif masyarakat mengonsumsi jamu dan minuman kesehatan, membuat bisnis empon-empon atau ramuan rempah naik daun.

Tren ini tak hanya ramai dan semarak di dalam perbincangan whatsApp grup masyarakat tetapi faktanya masyarakat benar-benar mulai membiasakan minum ramuan jamu.

Diberitakan bisnis.com, hal ini terbukti dengan harga jahe di pasaran yang kini semakin meroket menyentuh Rp100.000 per kilogram (kg) dari normalnyanya sekitar Rp20.000 per kg. 

Bagaimanakah  berkah yang sedang diraup para produsen jamu di Tanah Air?

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Jamu (GP Jamu) Dwi Ranny Pertiwi mengkonfirmasi penjualan produk jamu meningkat. Bahkan khusus untuk produk simplisia atau rempah kering kenaikannya hingga 50 persen dari sebelum munculnya wabah virus Corona.

"Di pasar lokal jamu yang untuk menjaga stamina atau daya tahan tubuh dengan bahan baku utama jahe, kunyit, temulawak juga permintaannya meningkat pesat," katanya kepada Bisnis pekan lalu.

Dwi mengemukakan untuk pasa ekspor saat ini belum sepenuhnya berjalan normal, hanya sejumlah perusahaan jamu besar yang masih menerima transaksi. Dia pun memastikan saat ini produksi jamu dan obat herbal sudah meningkat sekitar 10 persen untuk memenuhi permintaan pasar.

Menurut Dwi, pelaku industri saat ini juga tengah bersiap dengan kenaikan bahan baku akibat pelamahan rupiah terhadap dollar. Sejauh ini, dari sisi kecukupan bahan baku, Dwi mengaku masih aman hingga dua tiga bulan ke depan.

Direktur Eksekutif GP Jamu Jawa Tengah Stefanus Handoyo Saputro menambahkan jumlah pelaku industri jamu di Jawa Tengah atau yang termasuk Industri Ekstrak Bahan Alam (IEBA) ada tujuh, sementara yang termasuk industri obat tradisional  ada 17 pelaku.  

VACA JUGA:

Berita Terkait