UPDATE Harga CPO Melonjak ke Atas MYR 7.000 Per Ton, Terungkap Penyebabnya

Selasa, 26 April 2022 06:19 harga CPO harga sawit kelapa sawit Riau harga TBS kelapa sawit Crude Palm Oil
UPDATE Harga CPO Melonjak ke Atas MYR 7.000 Per Ton, Terungkap Penyebabnya
UPDATE Harga CPO Melonjak ke Atas MYR 7.000 Per Ton, Terungkap Penyebabnya

ILUSTRASI petani kelapa sawit

YUKBIZ.COM - Kebijakan terbaru, Indonesia bakal melarang ekspor crude palm oil (CPO) mulai 28 April 2022 mendatang. 

Hal ini merespons tingginya harga minyak goreng dalam negeri.

Diharapkan, kebijakan tersebut bisa memastikan kebutuhan minyak goreng dalam negeri dapat terpenuhi dan terjangkau bagi masyarakat.

Adapun, merujuk bursa derivatif Malaysia, harga CPO kontrak pengiriman Juli berada di level MYR 6.211 per ton. 

Harga tersebut sudah naik 12,38% dibanding harga per akhir Maret 2022 yang sebesar RM 5.527 per ton dan meningkat 32,23% dibanding harga penutupan akhir tahun 2021 yang sebesar RM 4.697 per ton.

Research & Development ICDX Girta Yoga menilai, dampak dari kebijakan tersebut akan menjadi sesuatu yang positif untuk pasar dalam negeri karena akan membantu menstabilkan harga CPO domestik. 

Namun dari sisi pasar global, kebijakan tersebut akan membuat pasokan semakin ketat.

“Apalagi jika mengingat posisi Indonesia yang merupakan produsen terbesar CPO pertama dunia, sehingga tentu tidak mudah untuk mendapatkan pengganti pasokan CPO dari Indonesia dalam waktu dekat,” kata Yoga ketika dihubungi Kontan.co.id, Senin (25/4).

Bahkan, Yoga meyakini potensi penguatan harga masih sangat mungkin mengingat moratorium ekspor CPO Indonesia terjadi di tengah situasi Malaysia yang kurang kondusif. 

Adapun, saat ini negeri Jiran tersebut masih melakukan negosiasi terkait upah tenaga kerja, sehingga produksi CPO Malaysia dapat dikatakan belum sepenuhnya pulih.

Selain itu, faktor yang bisa mendorong harga minyak CPO terus menguat adalah kondisi pasar minyak nabati. Komoditas ini merupakan produk substitusi CPO di mana saat ini juga mengalami keterbatasan pasokan akibat konflik Ukraina-Rusia. 

Adapun, Ukraina merupakan salah satu produsen terbesar minyak nabati global.

Berita Terkait