Kenaikan harga terbesar terjadi pada kelompok umur 10-20 tahun sebesar Rp82,40/Kg atau mencapai 3,21 persen dari harga pekan lalu
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Zulfadli, mengatakan kenaikan harga terbesar terjadi pada kelompok umur 10-20 tahun sebesar Rp17,86/Kg atau mencapai 0,64 persen dari harga minggu lalu.
"Penurunan harga TBS ini disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal turunnya harga TBS periode ini disebabkan oleh terjadinya kenaikan dan penurunan harga jual CPO dan harga kernel dari beberapa perusahaan yang menjadi sumber data," ujarnya.
Kondisi itu melonjak 1,6 miliar dolar dibandingkan ekspor bulan Juli, khususnya di beberapa negara tujuan utama ekspor menunjukkan kebutuhan produk minyak sawit global terus meningkat.
Faktor internal naiknya harga TBS periode ini jelas Defris, disebabkan oleh terjadinya kenaikkan harga jual CPO dan harga kernel dari beberapa perusahaan yang menjadi sumber data.
Faktor internal turunnya harga TBS periode ini disebabkan oleh terjadinya kenaikan dan penurunan harga CPO dan harga kernel dari beberapa perusahaan yang menjadi sumber data.
Merujuk hasil dari tim penetapan harga Tandan Buah Segar (TBS) Sawit Provinsi Riau merujuk surat Penetapan Harga TBS Kelapa Sawit Provinsi No. 47 periode 24 - 30 November 2021, telah menyepakati harga sawit umur 10 - 20 tahun naik Rp 113,91 /Kg menjadi Rp 3.483,31/Kg.
Dia memaparkan faktor internal naiknya harga TBS periode ini disebabkan oleh terjadinya kenaikan harga jual CPO dan harga kernel dari beberapa perusahaan yang menjadi sumber data.
Harga CPO yang melemah pada awal Desember, lanjut dia, sebagai dampak melemahnya harga minyak kedelai, serta pengaruh munculnya varian Covid-19 Omicron yang membuat ketidakpastian di pasar global.
Kenaikan tersebut terjadi seiring dengan banjir yang melanda perkebunan sawit di Malaysia dan reli harga biji kedelai akibat cuaca kering di Amerika Selatan.