Kisah Inspiratif UMKM Bisnis Daun Kelor, Istri Saya Bilang Ini Peluang, Tukang Ojek Jadi Pengusaha Ratusan Juta

Jum'at, 09 September 2022 01:24 bisnis daun kelor UMKM Riau UMKM di Riau kisah UMKM kisah inspiratif
Kisah Inspiratif UMKM Bisnis Daun Kelor, Istri Saya Bilang Ini Peluang, Tukang Ojek Jadi Pengusaha Ratusan Juta
Kisah Inspiratif UMKM Bisnis Daun Kelor, Istri Saya Bilang Ini Peluang, Tukang Ojek Jadi Pengusaha Ratusan Juta

Ia mengatakan tak hanya pengentasan stunting, transformasi hidup yang miskin menjadi sukses, melainkan kelor juga mengubah hidup kelompok tani di sekitarnya.

Ada kelompok tani yang memiliki omzet hingga Rp8 juta per bulan dari tanaman kelor. Bahkan bisa membuka lapangan pekerjaan buat pengangguran dalam ekosistem budidaya dan pengelohan kelor. "

Saya juga bentuk tim pencari kelor liar yang singkat PKl. Jadi kelor di seputaran kota habis saya buat. Tambah lagi Koramil 05 di Kota Waingapu jadi tambah ramai sudah orang berburu kelor dan budidaya kelor. Di tempat saya ada lima tim yang membantu produksi kelor dan jaringan pemasaran saya adalah desa desa yang sudah saya presentasi tadi," jelas Eduardus.

Ia pun mengucapkan terimakasih kepada Viktor Bungtilu Laiskodat dan Julie Sutrisno Laiskodat yang meretas jalan baginya untuk mendulang sukses dari tanaman kelor.

"Tanpa mereka (Viktor dan istrinya) saat ini mungkin saya masih tukang ojek. Dan Pak Dedy sebagai bapak yang sudah membimbing saya di jalan ini. Kalau bukan karena channel YouTube nya saya masih ojek juga," ujarnya terharu.

Direktur PT Moringa Wira Nusa sekaligus Founder Dapur Kelor, Dedi Krisnadi mengatakan, kisah sukses Eduardus juga sudah dialami oleh beberapa UMKM yang bergerak di bidang kelor.

Dedi menjelaskan lebih lanjut banyak UMKM yang sudah membuka pasar ke luar NTT bahkan keluar negeri dan memiliki omzet hingga ratusan juta rupiah.

"Mereka yang mendapat manfaat dari tanaman kelor adalah mereka yang sejak awal ikut arahan Gubernur NTT, Bapak Viktor Bungtilu Laiskodat. Saat ini produksi Kelor dari 3,2 ton per bulan sudah naik ke 7,2 ton per September ini," ujar Dedi.

PT Kelor Marada yang digawangi oleh Eduardus merupakan binaan Dapur Kelor bersama 36 sentra Pengelolaan kelor lainnya di bawah Korem Wirasakti 161 Kupang dan 14 UMKM di bawah binaan Dekranasda NTT.

"Jadi Dapur Kelor ini sebenarnya Binaan Dekranasda NTT dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTT. Kami diamanatkan untuk membina UMKM-UMKM lainnya. Kami melatih lagi. Sehingga tidak disadari bahwa ketika kami dibina oleh Dekranasda NTT dan Disperindag, kami membina lagi UMKM lainnya,"kata Dedi. (KOMPAS.COM)

BACA JUGA: Tarif Ojek Online di Riau Mulai 10 September 2022, Cek Zona I Wilayah Sumatera

BACA JUGA: September Penuh Warna, Pameran Yamaha Di Mal Pekanbaru Turunkan Product Sport!

BACA JUGA: Ini progres Pembangunan Tol Pekanbaru – Padang. Seksi Pekanbaru-Pangkalan Sepanjang 65 Km Terus Digesa

Berita Terkait