Namun mulai 1994, seluruh cabangnya menggunakan RM Sederhana.
Seluruh restoran miliknya tak ada yang sepi. Alias laris manis.
Selain punya target pasar tersendiri, ini juga disebabkan karena dia punya strategi sendiri membangun cabang berdasarkan adat Minangkabau.
Seluruh cabangnya dibuka bukan dengan sistem franchise, melainkan lewat bagi hasil.
"Dengan sistem bagi hasil, pendapatan pekerja ditentukan oleh laris atau tidaknya rumah makan. Karena itu, mereka pasti punya tanggung jawab untuk membuat restorannya laris. Mereka akan menjaga mutu, rasa masakan, dan pelayanan yang baik. Secara sadar mereka akan menggenjot sendiri RM Sederhana hingga menarik banyak pengunjung," tulis Hasril Chaniago.
Cara ini terbukti berhasil. Sejak 1990, sudah ada puluhan RM sederhana di Jabodetabek.
Kini, RM Sederhana memiliki 200 cabang di seluruh tanah air.
Bahkan sudah ada di luar negeri seperti Malaysia.
Keberhasilan membangun gurita bisnis nasi padang membuat Bustaman layak dijuluki Raja Restoran Padang Indonesia, bahkan Raja Restoran Padang Asia Tenggara. (mfa/mfa/CNBC)
BACA JUGA: Menarik, Ide Bisnis UMKM Kresek Project, Usaha Kerajinan Tangan dari Daur Ulang Sampah Kresek
BACA JUGA: Berprestasi, Yamaha dan Pembalap Raih Penghargaan Ikatan Motor Indonesia (IMI) Awards