Jelajah Kuliner Nusantara: Lontong-Lodeh-Bubuk Dele; Saling Berbaginya Jawa & Tionghoa.

Sabtu, 23 Mei 2020 04:31 Berbaginya Jawa & Tionghoa Lontong-Lodeh-Bubuk Dele R Hendro Rpu jelajah kuliner nusantara
Jelajah Kuliner Nusantara: Lontong-Lodeh-Bubuk Dele; Saling Berbaginya Jawa & Tionghoa.
Jelajah Kuliner Nusantara: Lontong-Lodeh-Bubuk Dele; Saling Berbaginya Jawa & Tionghoa.

Foto iustrasi: coolpad.com

Menu lebaran ini sudah lama hidup di masyarakat Jawa. Dahulu di era 1980-an dan sebelumnya, saat masih umum orang saling mengantarkan hidangan ke para tetangga saat di hari raya lebaran atau lebaran ketupat; menu inilah yang mengisi rantang-rantang yang dibagikan keliling itu
Tulisan dan Ulasan: R Hendro Rpu


YUKBIZ.COM - Sajian menu makan Lebaran yang khas, terutama di daerah Jawa adalah; kupat atau lontong, dengan sayurnya adalah lodeh labu siam (manisa) atau biasanya juga lodeh tempe kacang tholo, opor ayam, sambel goreng kentang ati, ditambah telur pindang, dan dilengkapi dengan taburan bubuk kedelai.

Sajian yang bahkan citarasanya tak tergantikan dengan menu apapun.

Menu lebaran ini sudah lama hidup di masyarakat Jawa. Dahulu di era 1980-an dan sebelumnya, saat masih umum orang saling mengantarkan hidangan ke para tetangga saat di hari raya lebaran atau lebaran ketupat; menu inilah yang mengisi rantang-rantang yang dibagikan keliling itu.

Pada saat ini, tradisi berbagi makanan ke para tetangga itu sudah banyak hilang, terutama di perkotaan. Akan tetapi orang masih memasak menu tersebut untuk dimakan bersama keluarga.

Tapi,
Tahukah anda, bahwa menu yang persis sama juga ada di hari raya utama kaum Tionghoa peranakan, terutama di Jawa ..?

BACA JUGA:

* Rilis Terbaru Dari Google: Tiga (3) Aplikasi Baru Untuk Penyandang Disabilitas

* Jelajah Kuliner Nusantara: Pecel Tumpang Kertosono, Sayang Jika Dilewatkan

Iya, menu itu juga disebut Lontong Cap Go Meh. Dan umumnya disediakan dan dihidangkan kaum Tionghoa peranakan saat hari raya Cap Go Meh, yakni 15 hari setelah Tahun Baru Imlek (Sincia).

Tentu saja menu ini adalah menu Nusantara asli, dimana ditandai dengan santan, bumbu kaya rasa, memasak dengan waktu relatif lama, dan hadirnya lontong.

Sementara masakan Tionghoa asli umumnya nuansanya lebih ringan, karena memang racikan bumbu lebih sedikit dibandingkan bumbu Nusantara, dan tidak menggunakan santan.

Umumnya dalam persepsi kita memang kita yang banyak dipengaruhi kuliner China yg dibawa para perantau China. Seperti misalnya bakmi, bakso, kecap, tahu, dsb.

Bahkan beberapa hal pada peristiwa Lebaran Idul Fitri juga banyak dipengaruhi kebudayaan China. Misalnya petasan, kembang api, bedug, angpao, juga baju baru (meskipun ada sunnah juga untuk mengenakan pakaian yang bagus di hari raya).

Berita Terkait