UPDATE Saham Batu Bara Tergelincir setelah Kesepakatan Iiklim Glasgow, Ini Sebabnya

Senin, 15 November 2021 08:34 harga batu bara harga saham batu bara
UPDATE Saham Batu Bara Tergelincir setelah Kesepakatan Iiklim Glasgow, Ini Sebabnya
UPDATE Saham Batu Bara Tergelincir setelah Kesepakatan Iiklim Glasgow, Ini Sebabnya

ILUSTRASI Batu Bara

YUKBIZ.COM - Saham batu bara terseret turun.

Perjanjian internasional untuk mengurangi penggunaan batubara menyeret saham batubara Asia sedikit lebih rendah pada Senin (15/11). 

Tapi, pasokan batubara yang masih ketat memberikan dasar yang kuat bagi banyak saham di sektor yang telah mencatatkan keuntungan besar tahun ini.

Mengutip Reuters, pembicaraan iklim PBB di Glasgow berakhir pada Sabtu (13/11) dengan kesepakatan yang menargetkan penggunaan bahan bakar fosil. 

Kata-kata diperlunak untuk menyerukan "penurunan bertahap" dibanding "penghapusan bertahap" batubara setelah antara lain ada lobi dari India.

"Kenyataannya adalah batubara akan digunakan selama dekade berikutnya atau lebih. Itu masih akan menjadi penghasil uang," kata Mathan Somasundaram, Chief Executive Officer Deep Data Analytics yang berbasis di Sydney, kepada Reuters.

Harga saham penambang batubara besar di China, Shenhua Energy dan Yanzhou Coal masing-masing turun 1% dan 4% di bursa Hong Kong, di mana pasar saham yang lebih luas sebagian besar stabil.

Di Indonesia, pengekspor batubara terbesar dunia, penurunan lebih nyata. Harga saham Bumi Resources turun 4%, Indika Energy turun 6%, Adaro Energy turun 4%.

Saham penambang batubara termal yang terdaftar di bursa Australia, Whitehaven Coal, turun 2% dan New Hope turun 0,5%. Penambang batubara metalurgi South32 dan Coronado Global Resources masing-masing turun 2% dan 3%.

Pergerakan tersebut memperpanjang penurunan baru-baru ini yang telah mengambil keuntungan dari kenaikan year-on-year untuk Whitehaven, South32, dan New Hope yang naik lebih dari 40% di tengah krisis energi global.

Sementara pemilik dan pemasok batubara yang terdaftar di bursa Korea Selatan, KEPCO, LX International dan Doosan Heavy kehilangan masing-masing 1% dan 2%.

George Boubouras, Head of Research K2 Asset Management di Melbourne, mengatakan, kurangnya investasi dalam proyek-proyek batubara akan membuat harga spot tetap tinggi. 

Berita Terkait