Soal Impor Karbon Uni Eropa, Simak Ambisi di Bidang Pajak Rute Perdagangan

Rabu, 01 September 2021 06:20 Uni Eropa emisi karbon perdagangan karbon
Soal Impor Karbon Uni Eropa, Simak Ambisi di Bidang Pajak Rute Perdagangan
Soal Impor Karbon Uni Eropa, Simak Ambisi di Bidang Pajak Rute Perdagangan

Meski demikian, membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dapat menerapkannya dengan dampak yang terbatas pada emisi global. 

Bagi Uni Eropa (UE), CBAM merupakan sumber pendapatan baru yang potensial, berkisar antara 5 miliar euro hingga 14 miliar euro per tahun. 

Langkah itu diharapkan akan dilaksanakan dalam dua tahap. 

Mulai 2023 hingga 2025, UE akan memantau informasi yang dilaporkan perusahaan tentang emisi mereka. Baru setelah itu, CBAM akan berlaku mulai 2026. "Implementasi bisa menjadi mimpi buruk logistik. 

Ada sedikit transparansi seputar emisi karbon yang terkait dengan produk. Menentukan negara asal produk juga bisa menjadi masalah," kata James Whiteside, kepala penelitian multi-komoditas global di Wood Mackenzie, dilansir Bloomberg, Selasa (31/8/2021). 

Sejumlah pihak berpendapat bahwa retribusi tersebut merupakan dorongan atau bahkan ancaman dari UE agar negara mitra dagang menyesuaikan diri dengan ambisi iklimnya. 

BACA JUGA: Horee, Pemprov Riau dan GAPKI Mulai Bangun 1.000 Rumah bagi Pekerja Sawit

Eropa diketahui ingin mengurangi emisinya sebesar 55 persen pada 2030 menuju nol karbon pada pertengahan abad ini. 

Untuk melakukan itu, industri padat energi dikenakan pajak untuk polusi yang dihasilkannya. 

Kini, blok itu mendorong mitra dagangnya untuk membayar juga guna menjaga keseimbangan dengan produsen dalam negeri. 

"Selama instalasi industri di luar UE tidak tunduk pada tindakan ambisius serupa, upaya ini dapat kehilangan pengaruhnya,” kata Paolo Gentiloni, Komisaris Ekonomi Eropa. 

Produsen baja Rusia, yang pabriknya lebih banyak mencemari daripada negara-negara Eropa lainnya, akan menjadi yang paling terpukul. 

Ini mungkin akan mendorong produsen seperti Severstal PJSC dan Novolipetsk PJSC untuk meningkatkan profil emisi mereka jika ingin tetap melakukan pengiriman ke pasar ekspor terbesar mereka. 

Berita Terkait