Proyeksi Produksi Batu Bara 2022 Capai 664 Juta Ton, Bakal Melonjak Lagi

Selasa, 21 Desember 2021 10:12 energi terbarukan harga batu bara batu bara
Proyeksi Produksi Batu Bara 2022 Capai 664 Juta Ton, Bakal Melonjak Lagi
Proyeksi Produksi Batu Bara 2022 Capai 664 Juta Ton, Bakal Melonjak Lagi

YUKBIZ.COM - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan rencana produksi komoditas batu bara berada di kisaran 637 juta ton hingga 664 juta ton. 

Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batu Bara Ditjen Minerba Kementerian ESDM Sunindyo Suryo Herdadi memproyeksikan kebutuhan domestik komoditas batu bara diestimasikan mencapai 190 juta ton.

“Sehingga rentang produksi untuk tahun depan saat ini memang sedang finalisasi, tapi rentangnya itu sekitar 637 juta ton sampai tertinggi 664 juta ton,” katanya saat konferensi pers, Selasa (21/12/2021). 

Dia menyebutkan bahwa proyeksi tersebut keluar setelah Kementerian ESDM meminta pendapat para stakeholders, termasuk para pelaku usaha di sektor pertambangan batu bara. 

Meski begitu, kata Sunindyo, pemerintah masih akan melihat perkembangan sampai akhir tahun, termasuk rencana kerja yang sedang disusun oleh Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara, serta regulasi mengenai kebutuhan negara bukan pajak untuk tahun depan. 

Kementerian ESDM mencatat, produksi batu bara dalam negeri baru mencapai 560 juta ton, atau 89,6 persen dari target 625 juta ton. 

Target tersebut berpotensi tidak tercapai seiring dengan kondisi cuaca buruk di wilayah tambang. 

Kemudian, realisasi kebutuhan batu bara dalam negeri telah menembus 121,3 juta ton, atau 88,2 persen dari target 137,5 juta ton. 

Angka itu diperkirakan terus meningkat hingga pengujung tahun.

Sementara itu, Kementerian ESDM mencatat penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Minerba telah mencapai Rp70,05 triliun hingga 10 Desember.

Angka tersebut telah menembus 179,14 persen dari target sebelumnya, yakni Rp39,1 triliun.

Di sisi lain, investasi subsektor mineral dan batu bara telah mencapai US$3,5 miliar, atau 81,3 persen dari target US$4,3 miliar. 

“Ini masih dalam kondisi sebagaimana 2 tahun terakhir akibat pandemi ada hal yang cukup menghambat realisasi investasi subsektor Minerba,” kata Pelaksana harian Sekretaris Dirjen Minerba Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Muhammad Wafid.

Berita Terkait