Kisah Inspiratif Rita Afriyana, Perempuan di Riau yang Dilatih Badan Restoasi Gambut, Piawai Soal Pewarna Alam Batik

Sabtu, 02 Oktober 2021 06:38 UNESCO BRGM Badan Restorasi Gambut dan Mangrove Bengkalis UMKM
Kisah Inspiratif Rita Afriyana, Perempuan di Riau yang Dilatih Badan Restoasi Gambut, Piawai Soal Pewarna Alam Batik
Kisah Inspiratif Rita Afriyana, Perempuan di Riau yang Dilatih Badan Restoasi Gambut, Piawai Soal Pewarna Alam Batik

Selain itu, Muliana, salah satu peserta lain dari Kelompok Eco Teratai Sasirangan di Desa Darussalam, Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan juga merasakan manfaat yang sama.

Perempuan berusia 20 tahun itu mengatakan jika pelatihan yang diberikan BRGM membuat warga di daerahnya kini semakin produktif.

“Waktu itu kami membuat masker dengan pewarna alam dari bahan daun-daunan, akar batang yang ada di sekitar, seperti daun mangga, ketapang, kunyit dan lainnya. Bahan tersebut diolah dengan cara dimasak dengan air, kemudian sarinya diambil dan terus proses pencelupan. Setelah itu kita bersihkan dan didiamkan baru dibuat masker,” jelas wanita yang akrab disapa Lia tersebut.

“Warna alam yang dihasilkan kayak bermain gitu, karena tergantung dari ph air, bahan yang kita pilih, kondisi cuaca, lamanya pengerjaan dan pencelupan. Kami tidak bisa menebak warna, misal akar mengkudu, kalau di ambil kan bisa warna merah tapi kita mendapatkan warna pink,” sambungnya.

Lia menyebut kelompoknya yang terdiri dari 25 orang itu terdiri dari generasi muda yang kreatif dan inovatif. Mereka juga menggerakan ibu-ibu untuk membantu proses produksi, sehingga warga di desanya kini mempunyai sumber penghasilan baru.

Sebagai pengrajin yang turut membuat motif dari pewarna alam, Lia ingin membuktikan jika batik kini lebih ‘fashionable’ dengan motif yang lebih beragam.

“Kalau di sini, batik itu di pakai oleh semua lapisan dari anak-anak sampai dewasa. Dulu kan stigmanya batik untuk orangtua saja dan gak cocok untuk anak muda, gak modislah, tapi sekarang batik sudah banyak diminati anak muda karena banyak model yang bisa dikolaborasikan, jadi kita harus bangga pakai batik,” tutupnya.

Pelatihan ini, tutur Kepala Kelompok Kerja Bidang Hubungan Masyarakat, Didy Wurjanto, merupakan kontribusi BRGM dalam melestarikan kearifan lokal dan menjadi sumber pendapatan tambahan ditengah pandemi.

Selain itu, Didy berharap pelatihan ini dapat meningkat partisipasi masyarakat dalam perlindungan dan upaya restorasi gambut dan mangrove.

Sejauh ini, telah dilatih 110 perempuan dari provinsi target BRGM. (*)

Sumber: TribunPekanbaru.com dengan judul Dibina BRGM, Perempuan Kini Lebih Inovatif Ciptakan Pewarna Alam Batik yang Eksotis

BACA JUGA: Harga Sepeda Gunung United Epsilon T1 Per 1 Oktober, Siap-siap Akhir Pekan

BACA JUGA: Pemprov Riau Mulai Cairkan Bantuan untuk 20.883 Pelaku UMKM , Cek Rekening Anda

Berita Terkait