Jelajah Kuliner Indonesia: GULE MARYAM, Ikon Surabaya Yang Kosmopolitan

Kamis, 11 Juni 2020 03:11 kuliner Surabaya Gule Maryam Jelajah kuliner Indonesia kuliner Jawa Timur R Hendro Rpu YUKBIZ.COM
Jelajah Kuliner Indonesia: GULE MARYAM, Ikon Surabaya Yang Kosmopolitan
Jelajah Kuliner Indonesia: GULE MARYAM, Ikon Surabaya Yang Kosmopolitan

Foto ilustrasi Gule Maryam/foto: picuki.com

Di kota ini Anda akan dapat menjumpai kacang hijau yang digulai dengan kaldu dan daging kambing serta bumbu rempah citarasa kuat. Kuliner tersebut dinamai 'GULE MARYAM
Tulisan dan Ulasan: R Hendro Rpu

YUKBIZ.COM -
Jika ada kata 'kacang hijau',
apa yang Anda bayangkan .. ?

Mungkin sebagian besar kita akan menjawab es kacang hijau yang segar, atau bubur kacang hijau hangat yang manis gurih.

Tapi tidak di Surabaya. Di kota ini Anda akan dapat menjumpai kacang hijau yang digulai dengan kaldu dan daging kambing serta bumbu rempah citarasa kuat.

Kuliner tersebut dinamai 'GULE MARYAM'. Penamaan tersebut mengacu pada kata 'gule', yang sebenarnya justru tidak terlalu mirip masakan 'gulai' yang umum di kenal di Sumatra misalnya, akan tetapi justru mirip kari India yang berbumbu rempah kuat.

Istilah di Jawa Timur secara spesifik menyebut racikan semacam itu sebagai 'gule'.

Selanjutnya kata 'maryam' untuk menyebut roti penyerta makan 'gule' tersebut. Yakni roti semacam roti canai, yang terbuat dari terigu dengan campuran khusus minyak Samin (lemak kambing).

BACA JUGA:

* Ini Strategi Digital Yang Harus Dilakukan Pelaku UMKM dalam Menghadapi The New Normal

* Xiaomi Rilis Seri Anyar Redme Note. Simak Harga-harga Smatphone Baru Keluaran Xiaomi Ini

Gule Maryam terdiri dari kuah daging kambing berbumbu yang dimasak bersama kacang hijau.

Sekilas yang tidak tahu akan menyangka sebagai bubur kacang hijau jika disajikan di mangkuk.

Ketika disajikan di mangkuk, penjual akan menawari apakah kita akan menyantapnya daging kambingnya sekalian.

Jika iya, maka penjual akan mengambilkan daging kambing yang sudah ditusuk dengan bambu dari panci gule kacang ijo itu pula.
Jadi gule ini bisa kita nikmati hanya dengan kacang hijau saja, atau sekalian dengan dagingnya.

Selanjutnya di meja disediakan piring berisi tumpukan roti Maryam, juga lontong.

Kita dapat memilih dengan sumber karbohidrat apa gule itu akan kita nikmati.

Jika kita pilih pakai Roti Maryam maka kita bisa mengambil beberapa lembar kemudian kita sobek-sobek kecil roti itu dan kita masukkan ke mangkuk gule kacang ijo itu.

Sedap sekali dinikmati saat malam hari terlebih di hari gerimis atau hujan.

Uniknya lagi, kuliner ini tidak bisa kita jumpai di seantero wilayah Surabaya. Melainkan hanya dapat kita temukan di seputar Kampung Ampel atau masyarakat setempat menyebutnya 'Kampung Arab'.

Penyebutan 'Kampung Arab' itu memang punya latar belakang yang panjang.

Secara fakta, di daerah Ampel tersebut memang banyak bermukim keluarga keturunan dari Hadramaut, Yaman.
AR.Baswedan, ayah Anies Baswedan juga lahir dan besar di kampung Ampel ini.

Kalau kita masuk keliling ke kampung itu, masih banyak kita jumpai mereka yang berhidung mancung dan berwajah Timur Tengah.

Secara sejarah, di daerah Ampel tersebut adalah tempat pesantren awal dan makam tokoh pioner penyebar agama Islam generasi awal di Jawa, yakni Sunan Ampel yang berasal dari Campa (sekarang Vietnam).

BACA JUGA:

* Bantah Naikkan Tarif Diam-diam, PLN Jelaskan Soal Kenaikan Tagihan. DPR Segera Panggil Direksi PLN

* Dimana Sebaiknya Menyimpn Cokelat, Di Kulkas? Ternyata Tidak Tepat. Ini Penjelasannya

Karena akar itulah, pada abad-abad berikutnya, politik kolonial Belanda menjadikan daerah tersebut sebagai wilayah yang berkaitan dengan agama Islam secara umum.

Termasuk kemudian dengan kedatangan para imigran dari Timur Tengah baik sebagai ulama, pedagang, atau musafir.

Kota Surabaya sendiri, sebagai kota pelabuhan dan perdagangan, sejak semula memang adalah kota kosmopolitan yang dihuni banyak bangsa.

Tak jauh dari kampung Ampel yang 'Kampung Arab' di sebelah selatannya adalah 'China Town' (Pecinan) Surabaya yang juga masih eksis hingga sekarang.

Sementara, di sebelah barat Pecinan tersebut, di seberang Kali Mas adalah wilayah para orang Eropa pada masanya.

Sampai dengan abad 19, tercatat tak hanya orang Belanda tapi juga Jerman, Perancis, Armenia, ..bahkan juga Yahudi yang menjadi warga kota Surabaya.

Tiap-tiap bangsa kemudian menyumbangkan kebudayaan mereka, termasuk kulinernya, kepada Surabaya.

Kalau di wilayah Kembang Jepun, 'China Town' Surabaya, banyak kita jumpai kuliner Tionghoa, maka di Kampung Ampel juga kita jumpai banyak kuliner Timur Tengah, termasuk Gule Maryam ini.

Iya, di beberapa titik di Kampung Ampel ini memang dapat kita jumpai beberapa rumah makan yang menjual berbagai kuliner Timur Tengah termasuk Gule Maryam, meskipun juga cukup banyak tempat yang khusus hanya menjual menu Gule Maryam saja.

Memang dapat kita lihat dengan jelas bahwa Gule Maryam ini adalah pengaruh kuat Timur Tengah sekaligus India.

Penggunaan rempah-rempah kuat semisal; jintan, kayumanis, minyak samin, cengkeh, dst menunjukkan itu.
Juga roti Maryam atau Canai ini, dapat kita jumpai juga di India, dan berbagai daerah yang mendapat pengaruh para pedagang Islam; seperti Aceh, Melayu, dan berbagai daerah di Sumatera.

Sajian Gulai dengan roti Canai sendiri juga dapat kita temui di berbagai daerah tersebut.

Meskipun umumnya gulai Canai yang di Aceh atau beberapa daerah di Sumatera, tidak menggunakan kacang hijau.

Jika Anda cukup waktu di Surabaya, selain menikmati aneka kuliner Surabaya yang memang terkenal joss dan layak-coba, sempatkan juga untuk mencicipi Gule Maryam ini untuk makin dapat meresapi roh kosmopolitan kota yang mengasyikkan ini.

Berikut beberapa tempat dimana kita bisa dapatkan sajian Gule Maryam ini, yang telah dikompilasi oleh Isti dari traveling yuk.com :

1. Warung Bu Nur Azizah

Sajian ini bisa kamu Jalan K.H. Mas Mansyur 102 Surabaya, tepatnya di Warung Bu Nur Azizah yang tak jauh dari Hotel Kemajuan.

2. Maryam Lontong Cak Sunar

Tak jauh dari warung Bu Nur Azizah, ada satu lagi warung Gule Maryam yakni 'Maryam Lontong Cak Sunar' yang berlokasi di Jalan KH Mansyur Surabaya. yang berseberangan dengan Kaha Tour & Travel. Gulai maryam di sini dilengkapi dengan lontong.

Warung ini baru buka jam 5 sore dan biasa tutup tengah malam.

3. Gule Maryam Al-Irsyad

Selain di Jalan KH. Mas Mansyur, gulai maryam juga bisa ditemukan di Jalan Iskandar Muda. Tepatnya di sekitar Masjid Al-Irsyad Surabaya.

Tak jauh beda dengan lainnya, seporsi hidangan ini memiliki kuah dengan warna cokelat. Di dalamnya terdapat roti yang bercampur dengan ulekan kacang hijau. Sementara itu, roti maryam disajikan di piring terpisah.

Tempat makan yang buka dari jam 4 hingga 8 malam ini juga menyediakan sate kambing dengan rasa juara.

4. Waroeng Cak Pan

Tempat berikutnya yang menawarkan gulai kacang ijo dengan roti maryam adalah Waroeng Cak Pan.

Letaknya juga masih berada di Jalan KH. Mas Mansyur 72. Letaknya berada di ruko kecil dengan spanduk nama di depannya.

Selain menyediakan Gule Maryam, warung ini juga menawarkan kuiner enak lain seperti sate kambing, gulai kambing, serta krengsengan.

Salam Kelana Rasa *

Jelajah Kuliner Indonesia: GULE MARYAM, Ikon Surabaya Yang Kosmopolitan

Berita Terkait