Imbas Harga TBS Kelapa Sawit di Riau Menurun Drastis, Petani Cari Sambilan Kerja Bangunan

Kamis, 30 Juni 2022 06:35 harga sawit terbaru harga TBS kelapa sawit Harga Sawit Riau Sepekan kelapa sawit Riau
Imbas Harga TBS Kelapa Sawit di Riau Menurun Drastis, Petani Cari Sambilan Kerja Bangunan
Imbas Harga TBS Kelapa Sawit di Riau Menurun Drastis, Petani Cari Sambilan Kerja Bangunan

Tidak hanya petani yang dibuat pusing, sebenarnya yang lebih pusing lagi pengepul sawit, mereka dihadapkan dengan harga yang terus anjlok dan tidak pernah ada kepastian.

"Misalnya modal kami beli ke petani masih Rp850, saat kami antar ke pabrik sudah turun dan akhirnya kami rugi, karena harganya terus mengalami anjlok, tidak hanya hitungan hari, malah hitungan jam, harga bisa berubah,"ujar Sapri seorang pengepul di Kulim Pekanbaru.

Anggota DPR RI dapil Riau Achmad angkat bicara soal makin anjloknya harga Tandan Buah Segar (TBS) Sawit, apalagi saat ini petani sawit menjerit dan menderita akibat harga TBS yang terus jatuh, ditambah harga pupuk yang terus melambung tinggi.

Apalagi informasi yang didapatkannya dari petani sawit, hari ini harga terendah TBS mencapai Rp600 perkilo, artinya petani sawit tidak bisa lagi mengandalkan hasil sawitnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

"Per hari ini harga TBS Rp 600/kg. Petani sudah banyak menjerit, harga pupuk sawit yang sangat mahal. Disaat kondisi petani sawit seperti ini negara tidak hadir. Dimana saat ini negara?," Ujar Achmad kesal.

Setiap hari Achmad yang merupakan wakil rakyat Dapil Riau itu selalu menerima keluhan dari masyarakat yang selama ini bergantung hidup dengan sawit tersebut.

Mantan Bupati Rohul dua periode itu menuding, pemerintah tidak ada upaya konkrit untuk memperlihatkan keberpihakan kepada petani dengan membiarkan persoalan harga pupuk yang tidak sebanding lagi dengan hasil kebun petani.

Jika ini terus dibiarkan lanjut Achmad, dan pemerintah tidak mengambil kebijakan yang betul-betul memihak kepada petani, maka pemerintah sama saja mengabaikan nasib 17 juta petani sawit dan pekerjanya yg mereka itu penduduk Indonesia.

"Ini berakibat fatal nantinya terhadap petani sawit mandiri dan kebun masyarakat. Mereka akan terancam kehidupannya,"jelas Achmad.

Mantan ketua Demokrat Riau ini juga menambahkan, ketika waktu itu harga TBS stabil dan naik. Harga pupuk di tingkat petani juga terus merangkak naik. Namun tidak sebanding ketika harga TBS itu turun drastis, sementara harga pupuk terus naik.

"Waktu harga sawit naik, pupuk naik. Tatkala harga TBS turun, harga pupuk tetap tinggi. Ini kan hantaman bagi petani karena sudah tidak sebanding lagi antara hasil produksi sawit dengan operasionalnya. Masyarakat akan meninggalkan kebun mereka karena tidak sesuai hasilnya lagi. Kenapa tidak hancur kebun sawit masyarakat,"jelas Achmad.

Achmad menyebut, kekacauan harga TBS kelapa sawit karena pemerintah gagal mengambil kebijakan dan menyelesaikan kisruh harga crude palm oil (CPO) yang berdampak tragis.

Situasi ini justru semakin memprihatinkan pasca pemerintah mencabut larangan ekspor CPO. Meskipun harga harga CPO Rotterdam naik-turun tipis pada akhir-akhir ini, namun masih baik secara ekonomi.

Berita Terkait