Budidaya Cacing ANC Alternatif Pemasukan Bagi Petani Kelapa Sawit. Ayo Dicoba Hasilnya Lumayan

Rabu, 18 Maret 2020 05:02 Asian Agri Alternati Pemasukan Petani Kelapa Sawit Cacing ANC
Budidaya Cacing ANC Alternatif Pemasukan Bagi Petani Kelapa Sawit. Ayo Dicoba Hasilnya Lumayan
Budidaya Cacing ANC Alternatif Pemasukan Bagi Petani Kelapa Sawit. Ayo Dicoba Hasilnya Lumayan

Pohon sawit yang telah mati tadi akan menjadi makanan alami bagi cacing ANC. Setelah dijadikan tempat tinggal dan makanan oleh si cacing, sisa-sisa pohon sawit itu nantinya akan membusuk dan bisa dijadikan pupuk organik.

Beberapa usaha sempat dicoba oleh Kristianto untuk mempertahankan pundi-pundi keuangan menjelang masa peremajaan (replanting) sawit. Akan tetapi, sejak 2005 sampai sekarang Kristianto pun lebih fokus di budidaya cacing ANC hingga telah memiliki beberapa mitra.

“Saya berpikir beberapa tahun terakhir ini, pohon sawit yang dimiliki masyarakat itu sudah menginjak masa replanting. Jadi, saya berpikir sebelum masa replanting itu terlaksana, masyarakat sudah memiliki suatu usaha. Walaupun kecil, ada kegiatan,” tuturnya.

Adapun Kris tak sendiri dalam bisnis budidaya cacing ANC ini. Setidaknya sudah 30 orang, yang juga adalah sesama anak petani sawit, yang membudidayakan cacing ANC di Kecamatan Kerinci Kanan, Kabupaten Siak, Provinsi Riau itu.

Kris mengaku tak mudah untuk mengajak orang lain untuk ikut membudidayakan cacing ANC tersebut. Pasalnya, kendati terlihat sederhana, perawatan cacing itu ternyata lebih rumit untuk mendapatkan hasil yang optimal.

“Yang sudah berhasil, sudah panen, itu sekitar 70% [dari mitra],” tutur Kris.

Sedangkan untuk pupuk organik yang berasal dari pembusukan tadi, Kris mengatakan saat ini sudah diambil sampel untuk diuji kandungannya di laboratorium.

Apabila terbukti efektif untuk dijadikan pupuk sawit organik, Kris mantap untuk mengemas produk pupuk tersebut sambil tetap meningkatkan produktivitas budidaya cacing ANC-nya.

Sunarto, ayah dari Kristianto, menambahkan bahwa permasalahan memang selalu muncul ketika lahan sawit memasuki masa peremajaan. Pasalnya, petani sawit harus menunggu hingga 3 tahun sebelum pohon-pohon sawit itu menghasilkan.

“Saya mencoba [kewirausahaan] ini supaya menjadi percontohan bagi petani kita. Alhamdulillah lingkungan mencontoh kita, [lahan] ini bisa tanami apa saja, entah singkong atau apa sayur-sayuran juga bisa,” tuturnya.

Bimbing Kewirausahaan

Manager Kebun Plasma Buantan Asian Agri Group Djuamsjah Purba mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen membina petani sawit yang menjadi mitra untuk memperkuat ekonomi selain daripada sektor sawit.

“Dari 2009, kami mencoba menggali potensi yang ada dengan pelatihan-pelatihan dan membawa mereka [petani] ke pelatihan ke tempat yang ahlinya. Tidak hanya di sini saja, tapi sampai ke luar, terutama ke Pulau Jawa,” ujarnya.

Berita Terkait