Terdampak Sentimen Negatif UE, Harga Sawit Belum Membaik, Diprediksi Kuartal Tiga Ekspor Akan Naik

Selasa, 06 Agustus 2019 06:43
Terdampak Sentimen Negatif UE, Harga Sawit Belum Membaik, Diprediksi Kuartal Tiga Ekspor Akan Naik
Terdampak Sentimen Negatif UE, Harga Sawit Belum Membaik, Diprediksi Kuartal Tiga Ekspor Akan Naik

Akibat sentimen negati Uni Eropa. Harga sawit di dalam negeri masih belum bergerak naik. Namun, pada kuartal ketiga, ekspor diprediksi akan membaik. 

YUKBIZ.COM - SENTIMEN negatif Uni Eropa terhadap sawit, masih memberikan pengaruh besar terhadap harga minyak sawit.

Tercatat, sepanjang semester I-2019 ini, mayoritas produsen crude palm oil (CPO) mengalami penurunan laba bersih.

Menurut catata kontan.co.id, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) mengalami penurunan 95,34% year on year (yoy), dari Rp 224,92 miliar pada paruh pertama 2018 menjadi Rp 10,47 miliar pada semester I-2019. 

PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) juga memperlihatkan penurunan bottom line, dari laba bersih Rp 57,1 miliar pada semester I-2018 menjadi rugi bersih Rp 310,17 miliar pada paruh pertama 2019.

Selanjutnya, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) juga mencatat penurunan laba bersih hingga 94,42% menjadi Rp 43,72 miliar pada semester pertama 2019. Pada periode yang sama tahun lalu, laba bersih AALI masih sebesar Rp 783,91 miliar.

Senior Vice President of Corporate Communications AALI Tofan Mahdi mengatakan, hal tersebut disebabkan oleh harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) yang sangat rendah sepanjang semester I-2019.

Rendahnya harga minyak sawit dipengaruhi oleh banyak faktor, terutama suplai minyak nabati yang besar seperti sawit, soya, dan sunflower sehingga menekan harga CPO. 

“Tekanan lainnya berasal dari sentimen negatif di Uni Eropa terhadap minyak sawit terkait dengan kebijakan Renewable Energy Directives II (RED2) yang membuat sawit harus dikeluarkan sebagai bahan baku biofuel di Eropa,” katanya pada media, Selasa (30/7).

PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) mencatatkan penurunan laba operasi sebesar 24% yoy menjadi Rp 301 miliar. Meskipun begitu, perusahan ini mampu membalikkan rugi bersih  semester pertama 2018 yang sebesar Rp 187,45 miliar menjadi laba bersih Rp 287,17 miliar.

Investor Relations Sinar Mas Agribusiness and Food Pinta S, Chandra, Kamis kemarin (1/8/2019) mengatakan, perolehan laba bersih ini dikontribusi dari laba selisih kurs yang sebagian besar berasal dari translasi utang berdenominasi mata uang dollar AS ke rupiah,

BACA JUGA :

BCA Beri Fasilitas Vokasi Siswa SMK, Ciptakan Lulusan Berkompeten dan Siap Kerja

Berita Terkait