Dana program PEN di Bank Mandiri disalurkan ke berbagai sektor. Antara lain sektor perdagangan, pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan sektor lainnya yang terdampak COVID-19, termasuk sektor padat karya agar tidak terjadi PHK.
Penerima kredit program ini pun tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Tentunya, untuk menjangkau puluhan ribu pelaku usaha yang tersebar di berbagai provinsi saat pandemi bukanlah hal mudah. Untuk itu, Bank Mandiri mengambil langkah sigap.
Salah satunya dengan mengembangkan aplikasi untuk mengakses kredit UMKM secara online bernama Mandiri Pintar (Pinjaman Tanpa Ribet).
BACA JUGA:
* Sirclo Bantu Brand dan UKM Jual Beli Langsung via WhatsApp
* Nikmati Promo 'Kesamber' Untuk Pembelian Yamaha Lexi, Cuma Selama September 2020 Loh
Optimalisasi kanal digital ini mampu memangkas rantai administrasi dalam pengajuan kredit mikro produktif untuk segmen UMKM sehingga proses bisnis menjadi lebih ringkas dan cepat.
Diluar penyaluran dana PEN, Bank Mandiri telah menyetujui permohonan restrukturisasi kredit untuk lebih dari 523 ribu debitur guna mendukung pemulihan ekonomi.
Portofolio kredit yang sudah direstrukturisasi mencapai lebih dari Rp 115 triliun. Dari jumlah debitur tersebut, tercatat 387 ribu lebih merupakan debitur UMKM.
Selain itu, Bank Mandiri juga mendukung pemerintah untuk program bantuan subsidi gaji atau upah pekerja. Per 16 September 2020, dari 6,4 juta rekening secara nasional, Bank Mandiri telah menyalurkan subsidi gaji ke lebih dari 3 juta rekening senilai Rp 3,7 triliun.
“Untuk memulihkan perekonomian nasional perlu dukungan seluruh pihak. Kami berharap, langkah Bank Mandiri ini mampu memperkuat upaya menggerakkan roda ekonomi sehingga dapat cepat pulih dan tumbuh baik secara berkelanjutan,” pungkas Hery. (*)