Dalam kesempatan itu, ia membahas berbagai peningkatan kerja sama ekonomi dengan berbagai negara.
"Dorongan untuk segera menyelesaikan perjanjian perdagangan seperti Preferential Trade Agreement [PTA] saya sampaikan dengan Pakistan, Sri Lanka, Iran, dan Mozambique," tutur Retno.
Sebelumnya, Pemerintah Sri Lanka secara resmi melarang impor sawit dan aktivitas perluasan perkebunan komoditas minyak nabati tersebut.
Otoritas setempat bahkan meminta para produsen untuk mulai mengganti tanaman sawit mereka dengan komoditas yang dinilai lebih ramah lingkungan.
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa dalam keterangan resmi yang dikutip Yahoo Finance pada Senin, 6 April 2021, menyebutkan bahwa kebijakan ini diterapkan untuk membebaskan negaranya dari perkebunan dan konsumsi sawit.
Impor dan perluasan sawit di negara tersebut memang meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
“Perusahaan dan entitas yang telah melakukan budi daya [kelapa sawit] diharuskan mengurangi luas tanam secara bertahap sebesar 10 persen dalam setiap proses.
Perusahaan juga harus menggantinya dengan komoditas karet atau tanaman ramah lingkungan lainnya setiap tahun,” demikian instruksi Rajapaksa dalam keterangan resmi. (**)
BACA JUGA:
* MULAI 1 Oktober, Aturan Anak Usia di Bawah 12 Boleh Masuk Mal Dengan Syarat Ini
* Lowongan Kerja PT Telkom untuk Lulusan S-1 dan S-2 September 2021, Simak Syarat
Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Menlu Minta Sri Lanka Buka Pintu untuk Sawit Indonesia", Klik selengkapnya di sini: https://ekonomi.bisnis.com/read/20210925/12/1446868/menlu-minta-sri-lanka-buka-pintu-untuk-sawit-indonesia.