Menengok GameStop, Perusahaan Game yang Sahamnya Belakangan Meroket

Selasa, 02 Februari 2021 04:16 perusahaan mainan saham GameStop meroket GameStop, Perusahaan Game
Menengok GameStop, Perusahaan Game yang Sahamnya Belakangan Meroket
Menengok GameStop, Perusahaan Game yang Sahamnya Belakangan Meroket

Pada 1994, Babbage's merger dengan perusahaan ritel lainnya, Software Etc., melahirkan satu perusahaan baru yang bernama NeoStar Retail Group.

Sekitar dua tahun setelah itu, perusahaan tersebut berganti nama lagi menjadi Babbage's Etc dan meluncurkan puluhan toko ritel flagship dengan nama "GameStop", bersamaan dengan situs GameStop.com.

Pada 1999, Babbage's Etc. diakuisisi oleh toko buku Barnes & Noble Booksellers.

Setahun kemudian, perusahaan ini juga mengakuisisi peritel video game lainnya, Funco ,yang kemudian namanya diganti menjadi GameStop.

Pada 2004, GameStop menjadi perusahaan independen dengan namanya sendiri karena pergantian kepemilikan saham. 

Barnes & Nobles Booksellers sendiri mendaftarkan GameStop menjadi perusahaan publik (IPO) pada 2002 lalu dengan simbol GME.

Berdasarkan situs Macrotrends, harga saham GME kala itu bernilai sekitar 6 dollar AS per lembar.

Masa jaya GameStop

Pada masa "kejayaannya" setelah IPO, GameStop mengakuisisi sejumlah perusahaan dan toko ritel, seperti EB Games, Rhino Video Games, Free Record Shop, Micromania (Micromania-Zing), Kongregate, Spawn Labs, hingga Simply Mac (ThinkGeek).

Karena berbagai akuisisi ini, GameStop berhasil melebarkan sayapnya ke luar AS, seperti di kawasan Kanada, Australia, Selandia Baru, hingga Eropa. Per Februari 2020, jumlah toko ritel GameStop di seluruh dunia tercatat berada di angka 5.509 toko.

Masa kejayaan GameStop perlahan mulai padam setelah pelanggan mulai banyak beralih ke berbagai toko video game digital, seperti Xbox Live, PlayStation Network, Nintendo eShop, Steam, Epic Games Store, dan lain sebagainya. Perubahan pasar ini membuat performa penjualan GameStop menurun belasan hingga puluhan persen pada periode 2016 - 2018.

Pada 2019, GameStop mengubah strategi tokonya, salah satunya adalah menghadirkan produk game lawas (retro) dan mengizinkan konsumen di toko untuk menjajal game sebelum membelinya.

Tutup ratusan toko

Berita Terkait