Hari Kopi Internasiona 1-4 Oktober di Jambi. Bisnis Kopi Sangat Prospek

Selasa, 10 September 2019 02:05 festival kopi hari kopi internasional International Coffee Day

"Baru-baru ini,petani kopi kita di kerinci diundang pada event festival kopi Asia di Singapura. Itu membuktikan bahwa kopi Jambi itu dari semua kopi yang ada di Indonesia bisa dikatakan menjadi juara," ungkapnya.

Mengenai bentuk kegitan festival kopi ini sendiri disampaikan Ariansyah akan dirangkai dalam lima kegiatan yakni pembukaan yang diselingi dengan tarian dan sbagainya, kemudian pemeran ekspo kopi, kegiatan duta kopi, seminar kpi, serta yang terakhir trip kopi.

Prospek Bisnis Kopi 

Sementara itu diberitakan bisnis.com, prospek bisnis komoditas kopi masih sangat menjanjikan seiring dengan masih cukup tingginya gap antara permintaan dan produksi dunia.

Pakar agribisnis Universitas Dipenogoro Bambang Dwiloka menuturkan kebutuhan kopi dunia mencapai 10,5 juta ton per tahun, sedangkan produksi hanya 9,5 juta ton per tahun.

BACA JUGA:

Konvensyen Warisan Budaya Nusantara Digelar di Homestay Desa Murni Tamerloh Pahang. Diikuti Malayisa-Indonesia-Thailand

Bank Mandiri Kembangkan Platform Digital Untuk Percepatan Kredit UMKM

"Kalau di lihat dari gap tersebut, maka kita bisa lihat prospek pengembangan kopi ini terlihat masih sangat menjanjikan, khususnya bagi Indonesia yang produksinya belum sampai 1 juta ton per tahun," ungkapnya dalam acara Kafe BCA On The Road di Semarang, Jawa Tengah, pada Sabtu (7/9/2019) seperti dikutip dari bisnis.com.

Menurutnya, sinergi antara pelaku usaha di hulu hingga hilir perlu diperkuat untuk menjawab prospek bisnis kopi tersebut. "Kalau bisa tidak hanya mengejar kuantitas, tetapi juga kualitas agar setiap pelaku usahanya bisa berkelanjutan."

Bambang melanjutkan di Indonesia bisnis kopi saat ini memasuki tahun kedua puncak perkembangannya. Akan tetapi, dalam 3 tahun ke depan, animo masyarakat terhadap kopi berpotensi meredup.

“Pola konsumsi manusia memang seperti itu. Mereka akan menyenangi sesuatu hanya dalam 5 tahun, dan mulai bosan pada tahun-tahun berikutnya,” paparnya.

Oleh karena itu, menurutnya, bisnis kopi harus digencarkan ke sektor pariwisata agrobisnis. Pasalnya, potensi masyarakat ke depan untuk berwisata, sambil berinteraksi dengan alam akan lebih banyak diperlukan dibandingkan dengan pariwisata dalam kota seperti kunjungan ke mal-mal. (*)

Berita Terkait