Eps 6, Raja Rokok RI: Marlboro, Rokok yang Tumbang Gegara Perang!

Jum'at, 11 Maret 2022 05:47 Marlboro Philip Morris konglomerat Indonesia raja rokok Indonesia bos rokok Indonesia PT HM Sampoerna
Eps 6, Raja Rokok RI: Marlboro, Rokok yang Tumbang Gegara Perang!
Eps 6, Raja Rokok RI: Marlboro, Rokok yang Tumbang Gegara Perang!

"Perang Dunia II datang dan penjualan Marlboro turun, sehingga perusahaan tembakau Philip Morris memutuskan untuk memposisikan ulang merek tersebut sebagai rokok pria," catat buku World War Brands: World War II and the Rise of the Modern American Brand (2021) yang disusun oleh Barry Silverstein.

Di masa perang Marlboro ibarat menjadi prajurit terluka yang lumpuh sepanjang perang yang melibatkan Amerika itu. 

"Selama Perang Dunia Kedua, produksi Marlboro dihentikan karena Camel, Lucky Strike, dan Chesterfield mendominasi pasar," Stuart Crainer dalam The 75 Greatest Management Decisions Ever Made (1999:54).

Camel, Lucky Strike, dan Chesterfield yang "terlibat Perang Dunia II" itu mendominasi pasaran rokok Amerika pada era 1950-an. Ketika Marlboro kembali berproduksi, Marlboro harus masuk pasar dari awal lagi. Kebangkitan Marlboro itu perlahan membawa Marlboro menjadi rokok dengan penjualan terbaik di tahun 1972.

Marlboro setelah era 1950-an, tidak hanya berkembang di Amerika. 

Lisensi produksi Marlboro diberikan untuk diproduksi oleh jaringan bisnis Philip Morris & Co. Ltd di Swiss. 

Pabriknya berdiri pada 1963 di sana.

Marlboro juga kemudian masuk ke Indonesia. 

Di Indonesia, Marlboro merapatkan diri dengan produsen rokok lokal. 

Jika Lucky Strike merapat ke kubu Bentoel, maka Marlboro merapat ke HM Sampoerna. (pmt/pmt)

TIM RISET CNBC INDONESIA

BACA JUGA: Eps 5, Raja Rokok RI: Cerita Pabrik Djarum yang Jarang Orang Tahu

BACA JUGA: Yamaha Gelar Fazzio Jingle Competition, Berhadiah Motor dan Uang Tunai.

Berita Terkait