ILUSTRASI panel surya (Antara)
YUKBIZ.COM, JAKARTA - Ketua Asosiasi Pabrikan Modul Surya Indonesia (Apamsi), Linus Andor Maulana mengatakan, satu-satunya jalan untuk meningkatan Tingkat Kompenen Dalam Negeri (TKDN) pada PLTS adalah dengan mendorong industri hulu solar cell atau sel surya.
Asal tahu saja, saat ini harga modul surya lokal masih 20% hingga 30% lebih tinggi dari modul surya yang diimpor dari China.
Agar harga modul surya dalam negeri menjadi lebih kompetitif, Linus mengatakan Indonesia perlu mengembangkan industri hulu sel surya.
Linus menjelaskan, Indonesia memiliki sumber daya pasir kuarsa yang melimpah. Dengan menggunakan teknologi pengembangan dan pengolahan konsentrat, batu kuarsit tambang diolah menjadi kuarsa murni. Dalam proses ini, untuk kapasitas 2,4 GW dibutuhkan investasi US$ 160 juta.
Dalam pengembangan hulu sel surya, pasir kuarsa diolah lagi menggunakan teknologi reduksi dan pemurnian menjadi solar grade. Proyeksi investasi yang dibutuhkan untuk mengolah pasir kuarsa menjadi solar grade sebesar US$ 455 juta (untuk kapasitas 2,4 GW).
Linus mengatakan, pada proses ini juga dibutuhkan harga listrik senilai 3 cent supaya feasible.
"Kalau dari kuarsa ke solar grade diutuhkan harga listrik yang kompetitif karena di industri smelter 50% dari biaya produksi adalah tarif listrik," ujarnya dalam acara virtual Energy and Mining Editor Society (E2S) dengan tema PLTS Atap untuk Industri, Siapa yang Untung, Rabu (23/3).
Solar grade tersebut akan diolah menjadi sel surya dengan investasi US$ 250 juta (untuk kapasitas 1 GW).
"Untuk mengubah pasir menjadi sel surya dibutuhkan total dana investasi kurang lebih US$ 900 juta. Tentu kalau marketnya ada, nanti akan menjadi nilai tambah bagi kita," imbuhnya.
Menurut perhitungan Apamsi, dengan adanya pengembangan pada industri hulu sel surya akan meningkatkan nilai tambah bagi Tanah Air.
Linus memaparkan, harga pasir kuarsa (silika) untuk 1 MWp senilai US$ 1.640. Jika pasir Silika sudah dibuat menjadi solar grade maka harga solar grade untuk 1 MWp senilai US$ 66.000. Linus mengatakan nilai tambah yang dihasilkan jika dapat mengolah silika menjadi solar grade sekitar 40 kali.
Lantas jika solar grade kemudian diolah lebih jauh menjadi sel surya, maka harga per 1 MWp nya senilai US$ 140.000 atau nilainya 2 kali lipat dari harga solar grade.