Apa Itu Gula Merah Sawit dan Ladang Rezeki Juardi, Tak Kalah Manis dari Gula Aren

Ia dan keluarganya kaget, cairan itu menjadi mengental. 

Ia terus melakukan beberapa kali percobaan terhadap cairan umbut yang didapat. Setiap cairan yang keluar dari umbut sawit di masak.

Juardi lalu bereksperimen untuk menambahkan gula putih ke cairan umbut sawit yang dimasak tersebut. 

“Loh, kok hasilnya jadi mirip gula merah dari aren,” kata Juardi mengenang eksperimennya waktu itu.

Eksperimen terus dilakukan sampai kemudian Juardi meyakini kalau cairan umbut sawit itu bisa diproduksi menjadi gula merah sawit. 

Ia lalu mulai memproduksi secara massal gula merah sawit, lalu menjualnya secara bertahap. “Awalnya susah, enggak ada yang mau gula merah sawit yang saya buat. Orang lebih suka gula merah aren,” kata Juardi.

Tapi ia dan keluarganya tidak putus asa. 

Secara perlahan ia pun akhirnya dikenal sebagai produsen gula merah sawit dari Desa Sukasari, Kecamatan Pegajahan.  

“Alhamdulilah, terkadang sehari omset saya kini bisa Rp 500.000 per hari. Kalau keuntungan bersih sekitar Rp 200.000 sampai Rp 300.000 per hari,” kata Juardi.

Adapun gula merah sawit yang ia jual dalam bentuk tepek, sama persis dengan gula merah aren. 

Setiap kilogram gula merah sawit ia jual dengan harga sekitar Rp 12.000 sampai Rp 13.000. 

Yang menarik, kini Juardi tak lagi perlu mencari pelanggan gula merah sawit. 

Sebab, kata dia, para pelanggan itu yang datang langsung ke tempat pembuatan gula merah sawit miliknya.