Ilustrasi foto/ayojakarta.com
YUKBIZ.COM, JAKARTA – Geliat perekonomian rakyat, saat ini, agak terganggu akibat masih terjadinya pandemi virus corona.
Bahkan banyak sektor usaha yang mengalami kerugian sehingga terpaksa harus menutup pabrik atau usahanya.
Termasuk di dalamnya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), selama masa pandemi Covid-19 menjadi salah satu sektor yang terdampak cukup parah.
BACA JUGA:
* Selamat Tinggal Isuzu Panther, Produksi Mobil Legendaris ini Resmi Dihentikan
* Melawan Kampanye Hitam Kelapa Sawit, Ini Respon Pemerintah
Berdasarkan hasil Survei Kegiatan Usaha dan Sentimen Bisnis UMKM Tahun 2020 oleh BRI Micro and SME Index (BMSI), sebanyak 84,7 persen UMKM di Indonesia mengalami penurunan penghasilan akibat pandemi.
Sementara itu, hanya sekitar 2,3 persen pelaku usaha yang mengalami pertumbuhan positif.
Sebanyak 13 persen lainnya mengaku tidak mengalami kerugian dan keuntungan.
Adapun kekurangan modal menjadi salah satu penyebab pelaku UMKM kesulitan menjalankan bisnis selama pandemi. Ini lantaran daya beli masyarakat menurun sehingga tidak ada perputaran transaksi.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah telah melakukan berbagai upaya guna memudahkan para pelaku usaha mendapatkan modal.
Sebut saja kebijakan relaksasi pinjaman, restrukturisasi dan subsidi bunga kredit, serta bantuan langsung tunai (BLT).