Menurut Direktur PT Mega Medica Pharmaceuticals, Samosir sebagai salah satu daerah pertanian, dengan sentra produksi komoditi kopi, memiliki peluang yang sangat besar untuk menghasilkan produk unggulan.
“Produk turunan dari kopi yang mampu menjadi ikon pariwisata dan masyarakat Samosir, yang kemudian berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat,” kata Sutristo kepada wartawan, Minggu (27/11/2022) di Medan.
Founder Toba Wine Coffee, Sutristo (lima baris dari kanan) bersama Tim Percepatan Pembangunan Serdang Bedagai ( TPP Sergai), Ketua Masyarakat Ikan Gabus Indonesia, Yunan Rhedian, Dewan UMKM Sergai Riswan, dan Praktisi Pariwisata Kab. Samosir Renhard Sidabutar saat melakukan audensi ke Bupati Samosir beberapa waktu lalu.
Masih Sebatas Biji Kopi Sutristo menambahkan, saat ini harga kopi di pasaran dunia tidak menentu. Jika harga kopi turun, maka akan berdampak pada naik turunnya harga kopi dalam negeri.
BACA JUGA:
* Ini Upaya Pemerintah Provinsi Riau agar Inflasi Terjaga Jelang Akhir Tahun
* Jago Coffee, Kopi Starling Pakai Sepeda Listrik dan Bebas Ongkir
Kondisi yang demikian tentunya juga mempengaruhi pendapatan dan kesejahteraan petani kopi. Sutristo mengharapkan Samosir bisa membangun sistem industri kopi yang berkelanjutan sehingga terbangun sistem bisnis yang lebih luas.
Menurutnya, ada tantangan besar dalam membangun keberlanjutan kopi di Indonesia, terutama di bagian hulu. Sebab, kondisi hilir yang jelek dapat berdampak pada bagian hulunya.
Artinya membangun industri kopi harus dari hulu hingga hilir, tidak bisa setengah-setengah.
“Konsep berpikirnya kita jangan hanya bisa sampai biji kopi, tapi bisa menciptakan produk turunan kopi, seperti wine coffee dan minyak kopi. Selama ini, Samosir hanya bisa sampai ekspor biji kopi, kan sayang. Padahal potensinya besar,” kata Sutristo.
Sutristo menambahkan, dengan hadirnya produk UMKM Wine Coffee ini, akan mampu meningkatkan PAD Kabupaten Samosir dan juga berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani dan masyarakat daerah sekitar.
“Harapan saya mudah mudahan bisa menjadi oleh oleh khas Samosir,” kata Sutristo lagi. (**)