Maidi menjelaskan, perputaran uang yang dikeluarkan para ASN itu tercatat dalam aplikasi pelaporan berbasis website.
"Setiap ASN yang berbelanja di warung atau lapak UMKM akan tercatat dalam aplikasi ini.
Teknisnya, setiap ASN yang berbelanja di warung milik tetangga harus mencatat dan melaporkan temuannya dan melaporkan itu melalui aplikasi yang disediakan," papar dia.
Lewat aplikasi itu pula, sambungnya, ada pengecekan terkait siapa saja yang berbelanja, di mana mereka belanja, jenis barang yang dibeli, serta jumlah uang yang dikeluarkan untuk keperluan belanja.
"Dengan cara itu, sebanyak Rp 1 miliar berhasil berputar dan beredar di tengah masyarakat selama dua pekan terakhir," ucapnya.
Lebih lanjut, orang nomor satu se-Madiun itu optimistis bahwa semakin besar uang yang beredar, semakin besar pula peningkatan ekonomi masyarakat.
“Perlu diingat bahwa peredaran uang itu baru dari kalangan ASN dan belum dihitung dari kalangan warga lainnya,” ujar dia.
Tak hanya itu, sebut dia, uang yang berhasil dibelanjakan di UMKM tersebut tentunya akan berputar lagi.
Ini akan menghasilkan dampak yang lebih luas terhadap masyarakat.
“ Uang yang dibelanjakan di UMKM tentu juga akan berputar lagi. Artinya hanya dari belanja di satu tempat, secara tidak langsung juga membantu banyak orang. Mulai dari pelaku UMKM itu sendiri, tengkulak, pedagang pasar, warung-warung, dan lainnya,” jelas Maidi. (*)
Sumber Kompas.com dengan judul Berkat Program Ini, Perputaran Uang UMKM di Kota Madiun Capai Rp 1 Miliar
BACA JUGA: Kisah Inspiratif Perempuan Asal Bengkalis Dewi Melinda Olah Umbi Gadung Jadi Bernilai Mahal
BACA JUGA: Fakta-fakta Tentang Penjualan Mobil Listrik di Indonesia, Ini Hal yang Mengejutkan Masyarakat