"Bagi saya, teman-temannya Ratri itulah gurunya. Saya hanya mengarahkan saja," kata Mujiran. Ia menujukkan tempat latihan mereka sekeluarga di halaman rumahnya. Tempat itu dicor, tetapi sudah retak-retak.
Mujiran menerima banyak bantuan dari teman-temannya warga sekitar saat membuat tempat latihan. Ada yang menyumbang 9 sak semen, batu dan pasir.
Hingga kini, Mujiran tetap melatih putra putri Siabu bermain badminton di lapangan tempat lain yang dibuat baru. Ia memungut biaya latihan hanya Rp 50.000 per bulan untuk membayar listrik dan membeli shuttlecock.
Kakek dua cucu ini berharap Siabu akan melahirkan atlet badminton seperti Ratri. Ia mengakui, kebanyakan anak didiknya mundur dari badminton setelah SMA.
Menurut Mujiran, kunci prestasi adalah tau, mampu dan mau. Tetapi kunci utamanya adalah mau berlatih. Jika sudah tau, kemampuan akan terpupuk selama berlatih.
Gina Oktila, ibu Ratri, berharap yang sama. Tak mesti dari keluarga besarnya, misalnya adik-adik keponakan Ratri. "Kami juga mau anak-anak di sini juga penerus Ratri," katanya.
Wanita 54 tahun ini selalu mendukung kegiatan badminton di Siabu. Bersama sang suami, ia semampunya memfasilitasi kebutuhan berlatih.(Tribunpekanbaru.com/Fernando Sihombing)
Sumber TribunPekanbaru.com dengan judul Saldo Rekening Ratri Langsung Isi Rp 13,5 Miliar, Bonus Medali Paralimpiade Tokyo dari Presiden
BACA JUGA: CPNS Riau - Jadwal dan Lokasi Tes SKD CPNS Kemenhub 2021 dari Aceh, Jakarta, Riau hingga Sulteng
BACA JUGA: Anda Mau Mencoba Berinvestasi? Coba Dulu Pelajari Hal ini
TONTON VIDEO MOTIVASI