"Berdasarkan studi kami, yang paling siap menyerapnya ialah segmen premium mengingat BEV belum begitu terjangkau (harganya). Mereka sudah memiliki mobil lain, jadi mobil listrik itu untuk kendaraan di akhir pekannya," ujar Anton.
Jika melihat di pasar global, ada satu produk Lexus yang mungkin cocok untuk pasar Indonesia yaitu UX 300e.
Pasalnya, mobil ini baru menjalani debut perdana pada 22 November 2019 lalu dan baru masuk Jepang pada awal tahun depan.
BACA JUGA:
* Ekosistem Kendaraan Listrik Mulai Dipercepat , PLN Gandeng Grab hingga Hyundai
* Mantap Diprediksi Harga Batubara dan CPO Atraktif Pekan Ini, Simak Saham Rekomendasi Analis
Sementara iitu telah dipasarkan di Eropa dan China, UX 300e dibekali motor listrik model 4KM yang mampu menghasilkan tenaga sebesar 204 PS dan torsi maksimum 300 Nm.
Melalui baterai berkapasitas 54,3 kWh, dalam keadaan penuh mobil bisa menempuh jarak sejauh 400 kilometer (menurut NEDC).
Pada kesempatan terpisah, Bob Azam, Direktur Administrasi, Korporasi dan Hubungan Eksternal PT Toyota Manufacturing Indonesia (TMMIN), mengatakan, sejak tahun lalu Toyota sudah siap dalam pengembangan investasi produksi lokal kendaraan listrik.
Hal itu sebagai respon dari kebijakan pemerintah untuk memulai program Low Carbon Emission Vehicle (LCEV). Lalu Toyota memulai dengan pengembangan model-model kendaraan hybrid untuk pasar domestik dan ekspor.
"Kenapa kita konsentrasi produksi ke hybrid, karena potensi pasar domestik dan ekspor sesuai dengan segmen market terbesar kita. Sehingga kita bisa menciptakan pasar dan Toyota Indonesia menjadi basis produksi. Lalu dilanjutkan dengan memproduksi kendaraan berteknologi elektrifikasi lainnya seperti BEV dan PHEV," jelas Bob Azam. (kps)