Satelit Satria-1 Meluncur Pagi Ini Kapasitas Internet Tembus 150 Gbps

Senin, 19 Juni 2023 08:35 Satelit Republik Indonesia Satelit Satria-1 YUKBIZ.COM Elon Musk
Satelit Satria-1 Meluncur Pagi Ini Kapasitas Internet Tembus 150 Gbps
Satelit Satria-1 Meluncur Pagi Ini Kapasitas Internet Tembus 150 Gbps

ILUSTRASI Satelit Satria-1

PEKANBARU, YUKBIZ.COM - Satelit Republik Indonesia (Satria-1) telah sukses meluncur sekitar pukul 5.22 WIB dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat. 

Satelit Satria diproduksi oleh perusahaan manufaktur antariksa Prancis, Thales Alenia Space (TAS). 

Proses produksi satelit berlangsung dari September 2020 hingga Mei 2023.

Setelah diproduksi, satelit berbobot 4,6 ton dengan tinggi 6,5 meter ini dikirim melalui moda transportasi laut selama 17 hari dari Cannes, Prancis bagian Selatan, menuju Cape Canaveral. 

"Satelit Satria-1 memiliki kapasitas internet hingga 150 Gbps. Adapun, tujuan utamanya adalah untuk mendukung pemeratan teknologi dan pemerataan akses internet di seluruh wilayah Indonesia," dikutip dari akun YouTube Kemenkominfo, Senin (19/6/2023). 

Proyek ini dilakukan dengan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha atau KPBU antara Bakti Kemenkominfo sebagai penanggung jawab dengan Konsorsium Pasifik Satelit Nusantara (PSN). 

Dalam proyek Satelit Satria-1, PSN menyiapkan 11 stasiun bumi (gateway).

Selain di Cikarang dan Banjarmasin, stasiun bumi lainnya berada di Batam, Pontianak, Tarakan, Manado, Kupang, Ambon, Manokwari, Timika, dan Jayapura. 

Adapun, PSN menjalin kerja sama dengan The North West China Research Institute of Electronic Equipment (NWIEE) untuk membangun antena yang digunakan pada 11 stasiun bumi tersebut. 

PSN berkolaborasi dengan Kratos Defense dan Hughes Network Systems (HNS). 

Kratos Defense menyiapkan perangkat Carriers Spectrum Monitoring (CSM) Satelit Satria serta Monitoring & Control (M&C) untuk memonitor serta mengontrol perangat radio frequency di 11 stasiun bumi. 

Berdasarkan catatan Bisnis.com, Selasa (13/6/2023), Plt. Menkominfo Mahfud MD menyebut, teknologi satelit ini memungkinkan akselerasi penyediaan internet di desa-desa yang tidak dapat dijangkau oleh teknologi serat optik dalam 10 tahun ke depan. 

Berita Terkait