Sampah Jadi Investasi Masa Depan, Masa Depan Manusia

Selasa, 09 November 2021 04:57 Sustainable Development Goals sustainable cities pengelolaan sampah
Sampah Jadi Investasi Masa Depan, Masa Depan Manusia
Sampah Jadi Investasi Masa Depan, Masa Depan Manusia

Dok. Kompas.com/Muhammad Naufal Tumpukan sampah yang berada di salah satu TPS liar.

YUKBIZ.COM - Apakah sampah bisa menjadi bagian penting kehidupan? Artikel menarik berikut bisa membuka cakrawala baru, cara memandang sampah dari sisi lain.

Membangun kota berkelanjutan (sustainable cities) menjadi poin ke-11 dalam rencana aksi global Sustainable Development Goals (SDGs). Mengutip dari situs www.sdg-tracker.org, salah satu indikator kota berkelanjutan adalah pengelolaan sampah solid (solid waste) yang baik. Namun, sampah masih menjadi isu pelik bagi negara-negara di dunia. Menurut publikasi yang dirilis World Bank pada 2019, penduduk dunia menghasilkan 2,01 miliar ton sampah solid setiap tahun. 

Ironisnya, sebanyak 33 persen dari jumlah tersebut tidak terkelola dengan baik. Pengelolaan sampah menjadi lebih rumit di negara berkembang, seperti Indonesia. 

Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), jumlah sampah nasional mencapai 67,8 juta ton pada 2020. Angka ini diperkirakan akan meningkat hingga 70,8 juta ton pada 2025. 

Peningkatan volume tersebut sejalan dengan pertumbuhan aktivitas penduduk, pertambahan jumlah penduduk, dan keterbatasan tempat pembuangan akhir (TPA). Hal ini semakin diperparah dengan pengelolaan sampah yang kurang baik. 

Hingga saat ini, sekitar 60 persen sampah di Indonesia dikelola dengan pola linear, yakni kumpulkan, angkut, serta buang ke TPA. Pola ini dilakukan tanpa pemilahan dan memperhatikan aspek keberlanjutan (sustainability). 

Sementara itu, 30 persen sampah tidak dikelola dan mencemari lingkungan, serta hanya 10 persen yang melewati proses daur ulang. Menurut situs Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) KLHK, jumlah sampah rumah tangga dan sejenis rumah tangga yang terkelola dari 276 kabupaten/kota di seluruh Indonesia mencapai 59,39 persen dari total timbulan sampah pada 2020.  

Sementara, jumlah yang belum terkelola adalah 40,61 persen. Sebagai informasi, total timbulan sampah pada 2020 mencapai 33.186.583,20 ton.  Dampak terhadap lingkungan Seperti diketahui, pengelolaan sampah yang tidak tepat berdampak besar terhadap lingkungan, misalnya, pencemaran laut, sungai, dan tanah. Pencemaran ini turut memengaruhi makhluk hidup di lingkungan tersebut. 

Pengelolaan sampah yang buruk juga menghambat pembentukan air tanah. Sementara itu, sampah yang menumpuk di TPA membuat lingkungan sekitar menjadi kotor, gersang, dan berbau busuk. Bahkan, masyarakat yang tinggal di sekitar TPA berisiko mengalami masalah kesehatan, seperti gangguan pernapasan. 

Dampak yang lebih luas lagi, sampah tersebut dapat mengeluarkan gas metana (CH4). Gas berbahaya ini tidak hanya merusak tanaman yang tumbuh di sekitar TPA, tetapi juga memberikan dampak perubahan iklim secara global. 

Gas metana yang terlepas ke atmosfer akan menimbulkan efek rumah kaca dan memicu pemanasan global (global warming). Bahkan, gas ini juga berkontribusi besar terhadap bencana hidrometeorologi. 

Mengutip laman konservasidas.fkt.ugm.ac.id, bencana hidrometeorologi diakibatkan oleh parameter-parameter meteorologi, seperti curah hujan, kelembapan, temperatur, dan angin. 

Berita Terkait