Pupuk Mahal dan Harga Sawit Riau Masih Murah, Gubernur Syamsuar Surati Menteri Pertanian 

Jum'at, 12 Agustus 2022 06:01 harga kelapa sawit di Riau harga sawit Riau Syamsuar Gubernur Riau harga CPO TBS kelapa sawit Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo kelapa sawit Riau
Pupuk Mahal dan Harga Sawit Riau Masih Murah, Gubernur Syamsuar Surati Menteri Pertanian 
Pupuk Mahal dan Harga Sawit Riau Masih Murah, Gubernur Syamsuar Surati Menteri Pertanian 

ILUSTRASI petani kelapa sawit  (Kementerian Pertanian)

YUKBIZ.COM - Sampai saat ini harga sawit di Riau masih belum begitu membaik.

Lantaran harga pupuk yang masih melambung tinggi, sementara harga TBS kelapa sawit yang masih rendah telah mendorong Pemerintah Provinsi Riau menyurati Menteri Pertanian.

Kiriman surat itu dengan harapan bisa ada solusi mengenai kendala harga tandan buah segar kelapa sawit.

Gubernu Riau, Syamsuar berharap Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo agar dapat meninjau kembali harga pupuk untuk perkebunan kelapa sawit.

Pasalnya, pekebun sawit di Riau mengeluh terlilit harga pupuk yang mahal, dan tidak sebanding dengan harga hasil panen buah sawit.

"Kami sampaikan kepada Pak Menteri Pertanian terkait kondisi masih rendahnya harga TBS sawit pekebun kelapa sawit beberapa bulan terakhir sejak adanya larangan ekspor CPO,” katanya dalam surat resminya yang diperoleh InfoSAWIT, Kamis (11/8/2022)

Lebih lanjut catat Syamsuar, pekebun kelapa sawit juga dihadapkan pada kondisi tingginya harga pupuk, sementara pupuk bersubsidi tidak ada lagi bagi petani sawit untuk mendukung peningkatan produksi kelapa savit di kebun petani.

Dalam surat resminya, bernomor 526/Disbun/3686, tentang Peninjauan Harga Pupuk untuk Perkebunan Kelapa Sawit,  setidaknya ada 4 point penting yang disampaikan kepada Menteri pertanian, pertama, tingginya harga pupuk saat ini menjadi beban yang cukup berat bagi pekebun kelapa sawit di tengah kondisi masih relatif rendahnya harga jual TBS.

Kedua, terbatasnya daya beli pekebun kelapa sawit untuk memenuhi kebutuhan pupuk akan berdampak tidak terpenuhinya standar pemupukan untuk budidaya kelapa sawit di tingkat pekebun.

Ketiga, saat ini tidak ada lagi kebijakan pemberian pupuk bersubsidi kepada petani sawit.

Lantas, Keempat, dampak lanjutan akibat tidak dilakukannya pemupukan akan menurunkan produksi TBS yang selanjutnya, tentu akan berdampak pada penurunan pendapatan pekebun kelapa sawit dan pada akhirnya akan menyebabkan naiknya angka kemiskinan.

"Dengan memperhatikan kondisi tersebut, kami berharap Menteri Pertanian dapat mempertimbangkan upaya-upaya untuk menurunkan harga pupuk di tingkat pekebun kelapa sawit atau adanya kebijakan pupuk bersubsidi yang diberikan juga kepada petani sawit," demikian catat Syamsuar dalam surat resminya. (T2)

Berita Terkait