Presiden Joko Widodo Resmikan Pabrik Asia Pacific Rayon di Riau, Kagumi Teknologi Canggih APR

Sabtu, 22 Februari 2020 04:04 Direktur RGE Anderson Tanoto Chairman Royal Golden Eagle/RGE Sukanto Tanoto Presiden Jokowi Resmikan APR Asia Pacific Rayon
Presiden Joko Widodo Resmikan Pabrik Asia Pacific Rayon di Riau, Kagumi Teknologi Canggih APR
Presiden Joko Widodo Resmikan Pabrik Asia Pacific Rayon di Riau, Kagumi Teknologi Canggih APR

Saat ini ternyata sudah ada di Indonesia dan satu-satunya ada di Kabupaten Pelalawan yang dibangun pabrik PT APR.

"Memang Pelalawan ini luar biasa. Ini akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah maupun tingkat nasional," tandasnya.

Presiden Jokowi juga mengaku terkejut karena baru mengetahui bahwa APR yang merupakan anak perusahaan dari RGE tersebut memiliki teknologi canggih untuk menghasilkan sekitar 300 juta bibit tanaman industri berupa akasia dan eukaliptus.

"Saya tahunya kapas jadi kain, sekarang serat kayu bisa jadi kain. Di Indonesia teknologi ini dan itu di Kabupaten Pelalawan, bukan di Jakarta, tapi di Pelalawan," kata Presiden Jokowi mengungkapkan kekagumannya.

Presiden mengatakan, Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mendukung iklim investasi karena banyak yang belum menyadari bahwa dunia usaha sangat besar menyokong perputaran uang dan juga roda ekonomi.

"Kalau hanya mengandalkan (dana) APBN/APBD hanya 23 persen. Itu yang banyak orang belum mengerti," katanya.

Karena itu, Jokowi meminta kepada Menteri Perindustrian untuk mendukung perkembangan industri garmen Indonesia agar bisa lebih mendunia.

BACA JUGA:

Sosok Miliarder Giovanni Ferrero, Pemilik Pabrik Coklat Enak Nutella yang Juga Penulis Novel

Tema Kearifan Lokal Bakal Menandai Rest Area Tol Sumatera. Peluang UMKM Cukup Besar

"Saya titip ke Menteri Perindustrian, industri garmen kita jangan kalah sama Vietnam. Kita punya bahan baku sendiri sekarang dari sini (Pelalawan)," katanya.

Direktur RGE, Anderson Tanoto dalam pidatonya menyatakan pada 2019 APR sukses menuntaskan investasi senilai Rp10,9 triliun untuk menghasilkan 240.000 ton rayon.

"Investasi ini menghasilkan 1.200 lapangan kerja baru, menghasilkan devisa hingga 130 juta dolar AS per tahun. Dan ini juga mengurangi impor bahan baku tekstil hingga Rp2 triliun tiap tahun," kata Anderson Tanoto. (*)

Berita Terkait