Prediksi Rupiah Jelang Akhir Pekan dan Akhir Agustus 2022 dari Valbury Asia Futures

Jum'at, 26 Agustus 2022 04:06 kurs Rupiah Dolar AS nilai tukar Rupiah Rupiah
Prediksi Rupiah Jelang Akhir Pekan dan Akhir Agustus 2022 dari Valbury Asia Futures
Prediksi Rupiah Jelang Akhir Pekan dan Akhir Agustus 2022 dari Valbury Asia Futures

ILUSTRASI mata uang Rupiah

YUKBIZ.COM - Hari ini nilai tukar rupiah diperkirakan masih akan bergerak menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (26/8). 

Perhatian pelaku pasar sudah tertuju pada simposium Jackson Hole.

Pada Kamis (25/8), kurs rupiah spot menguat 0,16% ke Rp 14.824 per dolar AS. 

Sementara di kurs referensi Jisdor Bank Indonesia, rupiah menguat 0,16% ke Rp 14.827 per dolar AS.

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin mengatakan, potensi penguatan rupiah di akhir pekan ini masih berlanjut seiring dengan pelemahan dolar AS. 

Pasar menimbang profit taking atas penguatan dolar AS yang terjadi sebelum pertemuan Jackson Hole dan Pidato Gubernur Federal Reserve Jerome Powell.

"Penguatan indeks dolar yang terancam kembali berada di bawah level 108 berdampak positif bagi kinerja mata uang rivalitas dolar, dan juga tidak luput penguatan rupiah di akhir perdagangan Kamis ini. Rupiah menguat hampir 0,20% tepatnya 0,15% ke posisi Rp 14.822," ucap nanang kepada Kontan.co.id. Kamis (25/8). 

Selain pelemahan dolar AS, penguatan rupiah juga disokong oleh langkah BI mengerek suku bunga acuan 25 bps menjadi 3,75%. 

Langkah bank sentral ini menyebabkan penguatan rupiah ke bawah Rp 14.900 per dolar AS.

Menurut Nanang, tantangan bagi rupiah adalah potensi kenaikan harga BBMI bersubsidi. 

"Pemerintah menyebutkan bahwa penambahan subsidi bahan bakar minyak untuk pertalite dan biosolar tidak terelakkan, karena apabila menuruti peningkatan pertalite dan biosolar. Beban subsidi bisa membengkak hingga Rp 198 triliun, apabila harga BBM tidak dinaikkan," imbuh dia. 

Nanang mengatakan, pasar valas akan menunggu simposium Jackson Hole dan data prelim PDB AS yang diproyeksikan masih kontraksi -0,7% dari -0,9%. 

Berita Terkait