Perjalanan Kesuksesan Badri, Petani Lahan Gambut Tanpa Bakar di Siak, Binaan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove

Jum'at, 24 September 2021 11:05 Desa Buantan Lestari kisah sukses petani lahan gambut
Perjalanan Kesuksesan Badri, Petani Lahan Gambut Tanpa Bakar di Siak, Binaan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove
Perjalanan Kesuksesan Badri, Petani Lahan Gambut Tanpa Bakar di Siak, Binaan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove

FOTO Petani Gambut di Desa Buantan Lestari, Bunga Raya, Siak, Riau. (GoRiau)

YUKBIZ.COM, PEKANBARU - Cerita sukses petani yang kaya raya mungkin sudah biasa. Tapi kesuksesan petani di lahan gambut tanpa bakar, ini luar biasa.

Mengolah lahan gambut pastinya bukanlah hal mudah, itulah yang dirasakan Badri, Petani Gambut di Desa Buantan Lestari, Bunga Raya, Siak, Riau.

Badri tak menampik, jika sebelumnya warga memang membakar lahan untuk bertani.

Namun setelah adanya pelatihan dari Sekolah Lapang Petani Gambut (SLPG) binaan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), sebelumnya BRG, dirinya merasakan betul perbedaan manfaat secara signifikan.

“Alhamdulillah setelah diaplikasikan dari pelatihan sangat memuaskan, diajarkan perlunya bakteri, unsur hara dan membuat pestisida nabati, itu sangat membantu meminimalkan pengeluaran untuk bertani,” ungkapnya.

Pupuk cair organik buatannya pun mampu membuat lahan pertaniannya tumbuh subur dengan hasil panen yang sangat memuaskan.

“Untuk sayuran sawi kemarin saya berhasil panen tiga kuintal sawi. Sementara untuk saat menanam padi saya sempat berhasil panen 7-8 ton. Perbandingan pupuk jauh banget ya, saya pakai organik, hama waktu itu banyak, tapi alhamdulillah punya saya bertahan hingga panen,” pungkas Badri.

Petani di desanya, kata Badri, sudah tidak ada lagi yang berani membakar lahan. 

Selain memang ada sanksi yang tegas dari pemerintah, dampak buruk yang ditimbulkan juga sangat berdampak pada kehidupan masyarakat.

“Buat para petani gambut di pedesaan, usahakan jangan mengolah lahan dengan cara membakar karena bisa merusak struktur tanah, salah satunya mikroba dan bakteri di lahan itu sendiri, apalagi di lahan gambut itu bakteri atau mikroba sangat tipis, jadi ketika dibakar banyak yang mati. Abu bekas pembakaran juga bisa merusak,” imbau Badri.

Kader SLPG asal Riau itu juga menyebarkan ilmunya kepada para petani dan sekolah maupun pesantren agar mereka bisa menjadi regenerasi petani gambut.

“Kegiatan ini sangat positif dan membantu masyarakat, khususnya petani muda untuk menjadi generasi penerus. Hidup di lahan gambut itu harus bangga karena kita orang-orang terpilih. Terimakasih untuk BRGM terhadap dukungannya kepada petani gambut,” ujar Badri. (*)

Berita Terkait