Mulai Akhir Juli nanti Jangan Cari Gerai Giant ya, Sudah Tutup Semua

Selasa, 25 Mei 2021 10:11 IKEA, Guardians, dan Hero Supermarket PT Hero Supermarket Tbk (HERO) mulai Juli Giant tutup
Mulai Akhir Juli nanti Jangan Cari Gerai Giant ya, Sudah Tutup Semua
Mulai Akhir Juli nanti Jangan Cari Gerai Giant ya, Sudah Tutup Semua

ILUSTRASI. IKEA, Guardians, dan Hero Supermarket memiliki potensi pertumbuhan lebih tinggi dibanding Giant/ist

YUKBIZ.COM, JAKARTA -  Kabar kurang sedap meluncur dari dunia grosir modern. Satu gerai raksasa dikabarkan bakal menutup „lapak-lapaknya“

Memang hal ini akan membuat dunia persaingan bisnis grosir moderen bakal sedikit lega. Tapi kondisi ini juga mengindikasikan hal lain yang perlu segera diantisipasi.

Dunia grosir akan sedikit longgar setelah PT Hero Supermarket Tbk (HERO) berencana menutup seluruh gerai Giant.

BACA JUGA:

Pemkab Siak Tawarkan Beasiswa untuk Studi di UNRI bagi Warganya

Tampilannya Garang, Mobil Maung Pindad Versi Sipil Sudah Bisa Dipesan, Ini Harganya

Hadrianus Wahyu Trikusumo, Direktur HERO menuturkan, pihaknya bakal mengubah lima gerai Giant di beberapa lokasi menjadi gerai IKEA.

Kemudian, gerai Giant di seluruh Indonesia bakal ditutup seluruhnya pada akhir Juli mendatang.

"Kami juga tengah mempertimbangkan mengubah sejumlah gerai Giant menjadi Hero Supermarket," ujar Hadrianus dalam keterbukaan informasi, Selasa (25/5). 

Dia menambahkan IKEA, Guardians, dan Hero Supermarket memiliki potensi pertumbuhan lebih tinggi dibanding Giant. Ini alasan HERO mulai saat ini bakal fokus mengembangkan ketiga gerai tersebut.

Strategi itu diharapkan mampu memberikan dampak positif untuk kinerja keuangan dan operasional HERO ke depan. "Perubahan ini merupakan respons cepat dan tepat dalam menghadapi dinamika pasar," imbuh Hadrianus.

Kinerja HERO memang sedanh tidak dalam perfoma terbaik. Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2021, HERO membukukan pendapatan senilai Rp 1,76 triliun atau turun 32,20% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang senilai Rp 2,60 triliun.

Berita Terkait