Pada kesempatan itu, orang nomor satu di Kabupaten Inhu itu juga menyempatkan menikmati satu di antara produk olahan aren, yakni kopi aren.
Pelatihan digelar oleh Balai TNBT untuk 25 orang anggota kelompok tani.
Seperti yang disampaikan oleh Plh Kepala Balai TNBT, Azmardi 58,5 persen dari total luasan TNBT saat ini berada di Kabupaten Inhu.
Sebagian areal penyangga tersebut tumbuh subur pohon aren yang hasilnya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang tinggal di sekitar areal penyangga.
"Hasil dari pohon aren ini sangat besar, rata-rata masyarakat memiliki 20 sampai 30 pokok aren dengan hasil nira mencapai 500 liter per hari," ujar Azmardi.
Namun selama ini, pemanfaatan produk aren hanya sebatas mengolah air nira menjadi minuman tradisional yang difermentasikan.
Dengan adanya pelatihan tersebut diharapkan dapat memberikan peluang bagi masyarakat yang tinggal di kawasan penyangga TNBT untuk menciptakan ragam produk olahan aren.
Tujuannya adalah untuk peningkatan ekonomi masyarakat sekaligus melestarikan alam.
Tidak tanggung-tanggung, Balai TNBT juga mendatangkan pelatih dari Balai Diklat Kehutanan.
Untuk memberikan pengetahuan kepada warga tentang teknik pengolahan produk aren dan juga pelestarian aren.
Sejalan dengan itu, Rezita Meylani Yopi mengapresiasi pelatihan yang digelar oleh Balai TNBT.
Dalam sambutannya, Rezita mengatakan Pemerintah Kabupaten Inhu juga memprogramkan peningkatan ekonomi masyarakat melalui pemasaran produk UMKM.
Oleh karena itu dirinya menyarankan, selain melatih pengolahan produk juga harus dipersiapkan kemasan yang menarik.