Melawan Kampanye Hitam Kelapa Sawit, Ini Respon Pemerintah

Senin, 08 Februari 2021 04:07 minyak sawit masa depan bangsa kekurangan dari minyak nabati Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Kampanye Hitam Kelapa Sawit
Melawan Kampanye Hitam Kelapa Sawit, Ini Respon Pemerintah
Melawan Kampanye Hitam Kelapa Sawit, Ini Respon Pemerintah

BACA JUGA:

Kamera Samsung Galaxy S21 Ultra Punya Fitur Penstabil ala Tripod

Ini Dia 9 Jenis Wisata Petualangan yang Paling Unggul, Ada Budaya dan Kuliner" 

Setelah sukses menjalankan program mandatori biodiesel 20 persen sejak 2016 sampai dengan 2019, pemerintah melanjutkan dengan program mandatori B30 sejak Januari 2020 yang menambah daya serap minyak sawit di pasar dalam negeri sekaligus mendorong stabilitas harga minyak sawit.

Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan kelapa sawit menjadi komoditas yang paling efisien dalam penggunaan lahan, dibandingkan dengan komoditas bahan baku minyak nabati lainnya.

Dengan produktivitas yang terbilang tinggi, kelapa sawit hanya menggunakan lahan lebih sedikit, yakni 0,3 hektare untuk menghasilkan minyak sawit (CPO) sebanyak 1 ton.

"Untuk menghasilkan minyak sawit 1 ton, dibutuhkan lahan 0,3 hektare sementara rapeseed oil butuh 1,3 hektare, sunflower 1,5 hektare dan soyabean 2,2 hektare," kata Airlangga.

Dengan menyerap lebih dari 16 juta pekerja, industri sawit dinilai menjadi sektor strategis bagi perekonomian masyarakat.

Di saat banyak sektor ekonomi terdampak akibat Covid-19, industri sawit juga menjadi salah satu dari sedikitnya industri nasional yang tidak terkena dampak karena kegiatan perkebunan yang tetap berjalan.

Dengan begitu, setidaknya 16 juta pekerja di sektor kelapa sawit tidak kehilangan pekerjaan.

Salah satu faktor penting ketahanan pertumbuhan sektor sawit selama pandemi Covid-19 di dalam negeri adalah adanya program penggunaan energi terbarukan melalui mandatori biodiesel berbasis sawit.

Program insentif biodiesel melalui pendanaan dari BPDPKS yang implementasi pertamanya sejak Agustus tahun 2015 dan terlaksana sampai November 2020, telah menyerap biodiesel dari sawit sekitar 23,49 juta kiloliter.

Volume tersebut setara dengan pengurangan greenhouse gas emissions (GHG) sebesar 34,68 juta ton CO2 ekuivalen dan menyumbang sekitar Rp 4,83 triliun pajak yang dibayarkan kepada negara.

Berita Terkait