Melawan Kampanye Hitam Kelapa Sawit, Ini Respon Pemerintah

Senin, 08 Februari 2021 04:07 minyak sawit masa depan bangsa kekurangan dari minyak nabati Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Kampanye Hitam Kelapa Sawit
Melawan Kampanye Hitam Kelapa Sawit, Ini Respon Pemerintah
Melawan Kampanye Hitam Kelapa Sawit, Ini Respon Pemerintah

 Ilustrasi foto kebun sawit/kompasiana.com

YUKBIZ.COM, JAKARTA – Sebagai Negara dengan perkebunan sawitnya yang besar, Indonesia kerap mendapat tudingan negatif.

Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Eddy Abdurrachman, menyatakan pemerintah akan mengubah strategi dalam melawan kampanye hitam minyak kelapa sawit ( CPO) di pasar global, terutama Eropa.

Menurut Eddy, selama ini strategi yang dilakukan Indonesia dalam melawan kampanye hitam tersebut hanya bersifat defensif.

BACA JUGA:

Ini Daftar Lengkap Insentif Usaha yang Diperpanjang Menkeu hingga 30 Juni 2021, UMKM Ada Juga Lho

Wisata Layangan Naga Raksasa di Bantul, Bisa Dinaiki Lho Guys 

Oleh karenanya, pemerintah akan lebih ofensif, yakni dengan memaparkan kekurangan dari minyak nabati lainnya.

"Strategi promosi ke depan kita tidak lagi defensive (bertahan), tetapi juga harus offensif (menyerang). Kita permasalahkan juga minyak nabati lain di Eropa, misalnya rapeseed," kata Eddy dilansir dari Antara, Minggu (7/2/2021).

Eddy menjelaskan bahwa tidak hanya minyak sawit, minyak nabati lain seperti rapeseed juga memiliki dampak terhadap keanekaragaman hayati (biodiversity) dan lingkungan.

Dalam promosi sebelumnya, Indonesia dinilai tidak terlalu menyerang minyak nabati lain, namun hanya berfokus pada peran kelapa sawit terhadap ekonomi dan tingginya produktivitas komoditas tersebut dibandingkan minyak nabati lain.

"Kalau di sini dinyatakan bahwa sawit merusak biodiversity, kita juga akan mempermasalahkan bagaimana dengan rapeseed di Eropa, pemanfaatan fertilizer mereka yang berdampak bada biodiversity laut. Kita akan mengubah strategi, akan attack seperti yang disampaikan Presiden," kata Eddy. Eddy mengatakan bahwa industri sawit mampu menunjukkan kekuatannya dan menjadi salah satu dari sedikit industri besar nasional yang mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19.

Salah satu faktor penting ketahanan pertumbuhan sektor sawit selama pandemi Covid-19 di dalam negeri adalah adanya program penggunaan energi terbarukan melalui mandatori biodiesel berbasis sawit.

Berita Terkait