Konflik Rusia-Ukraina dan Potensi Ekspor Indonesia

Selasa, 15 Maret 2022 05:51 impor gandum konflik Rusia-Ukraina Rusia Ukraina
Konflik Rusia-Ukraina dan Potensi Ekspor Indonesia
Konflik Rusia-Ukraina dan Potensi Ekspor Indonesia

Banyak negara di kawasan Asia dan Afrika mengandalkan impor gandum asal Ukraina, seperti Libya dan Lebanon yang pangsa impor gandumnya sebesar 43%, dan 50 persen. 

Mesir dan Turki juga mengimpor lebih dari 50 persen gandumnya dari Ukraina dan Rusia. 

Sementara menurut data BPS, impor Indonesia dari Ukraina pada 2021 juga didominasi oleh gandum yaitu senilai US$946,5 juta atau 95 persen dari total impor Indonesia dari Ukraina yang mencapai US$1,04 miliar. 

Konflik tersebut akan berdampak negatif dan positif terhadap neraca perdagangan Indonesia. 

Dari sisi perdagangan migas, karena Indonesia merupakan net importir migas maka impor Indonesia berpotensi membengkak karena harga minyak melambung. 

Namun, di sisi lain Indonesia memiliki peluang memanfaatkan situasi ini karena naiknya harga komoditas, misalnya minyak sawit dan batu bara.

Indonesia juga harus segera mencari negara alternatif pemasok gandum selain Ukraina. 

Harga gandum diperkirakan akan terus merangkak naik di tengah eskalasi konflik Rusia-Ukraina. 

Akibatnya, produk turunan gandum seperti tepung terigu, mi, roti hingga kue dikhawatirkan akan ikut terkerek. 

Awan perak di balik konflik ini adalah Indonesia dapat menjadi negara alternatif suplai dunia menggantikan Rusia atau Ukraina. 

Minyak sawit Indonesia, misalnya, dapat menjadi alternatif pasokan minyak biji bunga matahari untuk kawasan UE yang selama ini mengandalkan Rusia dan Ukraina. 

Indonesia juga berpeluang meningkatkan pengapalan minyak sawit ke India dan China guna menggantikan impor minyak biji bunga matahari yang mencapai masing-masing 79,6 persen dan 56,6 persen dari kebutuhan nasional kedua negara tersebut. 

Naiknya harga minyak mentah dunia dan terdisrupsinya pasokan migas dari Rusia juga akan mendorong naiknya permintaan batu bara. 

Berita Terkait