Konflik Rusia-Ukraina dan Potensi Ekspor Indonesia

Selasa, 15 Maret 2022 05:51 impor gandum konflik Rusia-Ukraina Rusia Ukraina
Konflik Rusia-Ukraina dan Potensi Ekspor Indonesia
Konflik Rusia-Ukraina dan Potensi Ekspor Indonesia

FOTO tentara perempuan Rusia sedang berbaris. (news.com.au)

*Oleh Pradnyawati Direktur Pengamanan Perdagangan Kemendag Periode 2016-2021

EVERY cloud has a silver lining, memiliki arti bahwa setiap kesedihan pasti memiliki hikmah atau pelajaran berharga yang dapat diambil. 

Pada saat ekonomi global mulai bangkit dari efek pandemi, dunia dikejutkan oleh konflik militer antara Rusia dan Ukraina. 

Reaksi spontan negara-negara utama dunia adalah mengenakan berbagai sanksi ekonomi dan finansial kepada Rusia guna mendesak Presiden Vladimir Putin menghentikan invasi terhadap Ukraina. 

Serangan tersebut menggoncangkan upaya pemulihan ekonomi global terutama Eropa karena mengimpor hampir 40 persen kebutuhan gas alamnya dari Rusia. 

Dampak konflik militer juga melambungkan harga minyak dunia, terutama karena Rusia merupakan salah satu produsen minyak bumi terbesar di dunia. 

Rusia juga produsen utama logam dan besi baja. 

Data dari UN Comtrade menunjukkan bahwa Finlandia, sebagai contoh, mengimpor lebih dari 90 persen produk baja berbasis nikel dari Rusia. Amerika Serikat (AS) membeli 3,5 juta metrik tons pig iron—bahan baku baja—dari Rusia dan Ukraina pada 2020. 

Jumlah ini merupakan 3/4 dari keseluruhan impor logam AS pada tahun tersebut. Rusia

 juga diketahui memasok lebih dari separuh kebutuhan aluminium Turki. Demikian juga Belgia memenuhi 80 persen kebutuhan besi baja nasionalnya dari Rusia. 

Ukraina adalah salah satu negara produsen pertanian utama. 

Negeri ini merupakan eksportir gandum ke-5 terbesar dunia. 

Berita Terkait