Investasi yang Cocok untuk Usia 30 s/d 50 Tahun, Sangat Penting Diketahui

Kamis, 16 September 2021 12:44 usia 50 tahun usia 30 tahun jaminan masa tua investasi
Investasi yang Cocok untuk Usia 30 s/d 50 Tahun, Sangat Penting Diketahui
Investasi yang Cocok untuk Usia 30 s/d 50 Tahun, Sangat Penting Diketahui

ILUSTRASI investasi (www.djkn.kemenkeu.go.id)

YUKBIZ.COM - Bila Anda sedang berada di usia 30 sampai 50 tahun, pilihan investasi ini bisa menjadi pilihan.

Memiliki investasi saat ini sangatlah penting untuk mencapai tujuan-tujuan di masa depan. 

Namun tentunya investasi yang dilakukan berbeda berdasarkan usia, kebutuhan hidup, dan tujuan yang ingin di capai.

Perencana Keuangan Eko Endarto menjelaskan, ada dua rentang usia yang perlu memperhatikan cara dan instrument investasi yang sesuai, di bawah usia 30 tahun, 30-50 tahun, dan di atas 50 tahun.

“Kalau usia di bawah 30 tahunan, maka 10 persen investasi ditempatkan di instrument risiko rendah seperti deposito, surat utang negara, 15 persen investasi pada risiko menegah, dan 75 persen di risiko jangka panjang atau risiko tinggi,” kata Eko kepada Kompas.com, Rabu (15/9).

Sementara untuk usia menengah antara 30 tahun hingga 50 tahun, tentunya sudah berada di masa-masa produktif. 

Pada usia ini, nilai investasi perlu ditambah, yakni dengan proporsi 10 persen pada risiko rendah 20 persen pada risiko menengah seperti obligasi dan emas, sementara 70 persen-nya di instumen risiko tinggi.

Eko menyebutkan, pada usia produktif, nominal investasi yang dilakukan minimum 10 persen dari pendapatan. 

Namun, memasuki usia pensiun, nominal investasi semakin berkurang dengan minimum 5 persen dari pendapatan pada investasi jangka menengah.

Selanjutnya, memasuki usia pensiun, maka sedikit demi sedikit investasi mulai dicairkan. 

Misalkan saja di usia 45 tahun, dengan memulai pencairan dari investasi yang bentuknya likuid dahulu.

“Di usia 45 sudah mulai bisa dicairkan, dimulai dari yang paling likuid dulu. Kalau yang paling sulit dicairkan itu adalah instrumen jangka panjang seperti properti, jadi bisa belakangan. Sementara seperti emas atau obligasi itu lebih mudah dicairkan,” jelas Eko.

Berita Terkait