Ini bisa meruntuhkan kepercayaan diri anak pada usaha dan kemampuannya.
"Mentalitas anak bisa tertekan dan mereka jadi takut untuk melakukan apapun dan lamban laun itu membatasi perkembangan potensi mereka," ujarya, seperti dilansir dari laman Unesa, Selasa (8/8/2023).
2. Menyakiti perasaan dengan mengatakan hal-hal negatif seperti celaan fisik atau psikis
Jika hal itu terjadi, dampaknya anak juga tidak percaya diri, membenci dirinya sendiri, merasa cemas bahkan dalam waktu yang lama itu bisa sampai terjadi gangguan mental.
3. Suka 'mengkambinghitamkan' anak atas suatu kejadian atau persoalan
Biasanya ada beberapa orangtua yang ketika ada persoalan melimpahkan kekesalan kepada anaknya dengan kata-kata seperti, gara-gara kamu nih, karena perbuatanmu, ulahmu, dan kata serupa lainnya.
Anak yang sering dimarahi sebagai penyebab dari persoalan bisa cenderung diam, tidak berani mengungkapkan pendapatnya karena takut disalahkan.
Anak berpotensi diam dan tidak menceritakan apapun kepada orangtuanya.
Dikhawatirkan anak menceritakan permasalahannya kepada orang yang tidak tepat di luar sana.
4. Menakut-nakuti anak dengan suatu hal
Seperti menyampaikan kalimat, kalau tidak bobo, nanti digigit setan dan berbagai ucapan menakutkan lainnya.
Hal seperti itu secara tidak langsung menimbulkan efek ketakutan serius bagi anak, merusak imajinasi mereka tentang realitas dan lama kelamaan anak berpotensi trauma.
5. Membiasakan atau mengucapkan kalimat yang ‘membuang’ nilai positif