Harapannya, suku bunga acuan yang meningkat dapat menahan laju pertumbuhan konsumsi masyarakat.
"Kenaikan suku bunga tentu saja menurunkan permintaan dan menurunkan pertumbuhan ekonomi," kata Perry.
Faktor ketiga, terakhir, ialah kebijakan "Zero Covid" yang dilaksanakan oleh China.
Kebijakan yang ditempuh untuk menekan sebaran Covid membuat pertumbuhan ekonomi Negeri Panda mengalami perlambatan.
Berbagai faktor-faktor tersebut pada akhirnya membuat perekonomian global diprediksi tumbuh lebih rendah dari proyeksi yang telah ditentukan.
Perry mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi global berpotensi hanya mencapai 3 persen, di bawah proyeksi yang telah ditentukan oleh bank sentral yakni 3,4 persen.
Angka proyeksi 3,4 persen tersebut sebenarnya juga merupakan revisi ke bawah dari proyeksi pertumbuhan ekonomi global sebelumnya yakni 3,5 persen.
"(Berbagai faktor) menimbulkan risiko bahwa pertumbuhan ekonomi global dapat turun menjadi 3 persen pada 2022," ucap Perry.
BACA JUGA: Ini Dia 6 Jurus Jitu untuk Promosi Bisnis Kuliner, Bisa Dongkrak Usaha UMKM
BACA JUGA: 6 Tanaman Hias Berdaun Lebar yang Cocok untuk Rumah Anda
BACA JUGA: Cek Statistik Yamaha di MotoGP Belanda, Ternyata Tak Terbendung
TONTON VIDEO MOTIVASI Gaet Rezeki Pakai Ilmu Kantong Bolong