GAPKI: Industri Kelapa Sawit Sedang Hadapi Ketidakpastian Pasar 

Sabtu, 28 Maret 2020 04:36 OPEC Produksi CPO Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI)
GAPKI: Industri Kelapa Sawit Sedang Hadapi Ketidakpastian Pasar 
GAPKI: Industri Kelapa Sawit Sedang Hadapi Ketidakpastian Pasar 

Foto: ilustrasi/Direktorat Jendral Industri Agro

Penurunan ekspor yang cukup drastis dalam bulan Januari kemungkinan karena masih tersedianya stock di negara-negara importir utama, atau importir  menunggu respon pasar terhadap program B30 yang diterapkan Indonesia

YUKBIZ.COM, JAKARTA - Memasuki awal tahun  2020, harga CPO meningkat menjadi rata-rata USD 830/ ton Cif Rotterdam (Januari) dibandingkan harga rata-rata pada Desember 2019 yaitu  USD 787/ton. 

Harga yang baik ini diharapkan akan menjadi penyemangat bagi pekebun dan perusahaan perkebunan untuk memelihara kebun dengan lebih baik agar mendapatkan produktivitas yang tertinggi.

Produksi CPO pada bulan Januari 2020 sedikit mengalami kenaikan dibandingkan dengan produksi bulan Desember 2019 yaitu 3,48 juta ton dibanding dengan 3,45 juta ton. 

Konsumsi domestik juga sedikit naik dari 1,45 juta ton menjadi 1,47 juta ton (+1,8%) sementara ekspor turun  cukup banyak yaitu dari 3,72 juta ton menjadi hanya 2,39 juta ton (-35,6%).  

Penurunan ekspor terjadi pada CPO, PKO, biodiesel, sementara oleokimia naik dengan 22,9%.    

Dalam rilisnya, GAPKI menyebutkan, penurunan ekspor terjadi hampir ke semua negara tujuan yaitu ke China turun 381 ribu ton (-57%), ke  EU turun 188 ribu ton (-30%), ke India turun 141 ribu ton (-22%), dan ke Amerika Serikat turun 129 ribu ton (-64%) sementara ke Bangladesh naik dengan 40 ribu ton (+52%).   

Penurunan ekspor yang cukup drastis dalam bulan Januari kemungkinan karena masih tersedianya stock di negara-negara importir utama, atau importir  menunggu respon pasar terhadap program B30 yang diterapkan Indonesia.

Situasi politik ekonomi dunia akhir-akhir ini dan harga minyak bumi yang tidak menentu karena ketidaksepakatan antara OPEC dengan Rusia serta terjadinya pandemik corona yang melanda hampir di seluruh dunia, menyebabkan perlambatan kegiatan ekonomi global yang berakibat pada penurunan konsumsi minyak nabati terutama minyak nabati yang diimpor.  

Terkait dengan pandemi corona, BNPB mengkhawatirkan bahwa cekaman covid-19 di dalam negeri akan berlangsung sampai lebaran, sementara banyak pakar dunia memperkirakan puncak pandemik  corona akan terjadi pada sekitar bulan Mei-Juni.  

BACA JUGA:

GAPKI Dukung Pemerintah Putus  Mata Rantai Penyebaran Covid-19

Berita Terkait