Bos Bursa Kripto Terbesar Dunia Curhat, Jadi Miskin Lagi

Rabu, 18 Mei 2022 07:49 aset kripto mata uang digital mata uang kripto
Bos Bursa Kripto Terbesar Dunia Curhat, Jadi Miskin Lagi
Bos Bursa Kripto Terbesar Dunia Curhat, Jadi Miskin Lagi

ILUSTRASI Changpeng Zhao, CEO Binance (reuters) 

YUKBIZ.COM - Perusahaan pertukaran (exchange) kripto terbesar di dunia, yakni Binance, mengaku mengalami kerugian yang cukup besar setelah adanya kejatuhan dua kripto besutan Terra yakni Terra Luna (LUNA) dan TerraUSD (UST).

Pada tahun 2018 silam, Binance menempatkan dananya sebesar US$ 3 juta dalam bentuk token LUNA dan menerima 15 juta token tersebut sebagai imbalannya.

Saat harga LUNA mencapai rekor tertingginya pada April lalu, dana Binance yang ditempatkan di LUNA melonjak menjadi US$ 1,6 miliar. Namun saat harganya ambruk, token LUNA yang dimiliki Binance pun menyusut parah hingga kini bernilai sekitar US$ 2.391 saja.

"Modal kami di LUNA mencapai US$ 3 juta, kemudian melonjak menjadi US$ 1,6 miliar. Tetapi saat harga LUNA jatuh, kami menderita kerugian yang amat besar, di mana nilai LUNA kami kini hanya mencapai US$ 2.391 saja," kata Changpeng Zhao, CEO Binance dalam sebuah tweet-nya, dikutip dari Fortune.

Tetapi, terlepas dari kerugian besar yang di alami Binance, Zhao masih ingin memberikan kompensasi kepada trader ritel yang kehilangan dananya yang cukup besar saat LUNA mengalami koreksi parah pada pekan lalu.

Namun, Binance menyerahkan sepenuhnya terkait kerugian yang diderita oleh trader-nya kepada LUNA, di mana Binance meminta pertanggungjawaban atas kesalahan yang berimbas pada kerugian yang diderita trader Binance.

"Binance akan memberikan kompensasi kepada setelah trader kami mendapatkan kompensasi dari tim proyek Terra. Kami meminta Terra bertanggung jawab atas kejatuhan dua tokennya yang membuat trader Binance mengalami kerugian besar," kata Zhao dalam tweet pada Senin lalu.

Pekan lalu, stablecoin algoritmik besutan Terraform Labs, yakni TerraUSD (UST), yang secara teoritis terkait dengan harga dolar AS, turun menjadi sekitar 13 sen dolar Amerika Serikat (AS).

Sebagai akibat dari kecelakaan itu, LUNA, mata uang kripto yang dimaksudkan untuk membantu stablecoin UST mempertahankan pasak dolarnya, juga runtuh. Harga LUNA pun berkurang drastis dari sebelumnya sekitar US$ 119 pada April lalu, kini hanya sekitar 1 sen dolar AS.

Binance telah menjadi pendukung utama Terraform Labs selama bertahun-tahun. Binance juga menjadi investor utamanya dalam putaran pendanaan sebesar US$ 32 juta pada tahun 2018 yang dikatakan Terraform Labs pada saat itu dimaksudkan untuk membangun "sistem keuangan modern di blockchain".

Tetapi, hubungan antara Terraform Labs dan Binance tidak begitu baik akhir-akhir ini. Apalagi dengan adanya kejatuhan dua token Terra, maka hubungan keduanya semakin renggang.

Zhao mengatakan pada pekan lalu bahwa dia sangat kecewa dengan tim di belakang LUNA dan UST, di Zhao menganggap mereka tidak mampu menangani keruntuhan.

Berita Terkait