“Dengan terpaku pada pekerjaan atau proyek di masa depan, Anda jadi tidak sabar sehingga tidak cukup untuk bertanggung jawab pada apa yang Anda miliki saat ini. Hal-hal seperti itu membuat ambisi menjadi kontraproduktif," ucap dia.
4. Tegas
Jangan lupa untuk tegas dan jangan mengulur-ngulur waktu dalam mengambil keputusan. “Semua keputusan, betapa pun sulitnya, harus dibuat tepat waktu. Keragu-raguan kronis bukan hanya tidak efisien dan kontraproduktif, tetapi juga sangat merusak moral," tuturnya.
5. Kembangkan Rasa Ingin Tahu
Memiliki rasa ingin tahu mungkin akan memunculkan gagasan baru, misalnya seperti usaha bisnis. Rasa ingin tahu juga membantu para pemimpin mendapatkan kesadaran dan pemahaman tentang pasar dan dinamika yang terus berubah. “Jalan menuju inovasi dimulai dengan rasa ingin tahu,” kata dia.
Adil Sebagai seorang pemimpin yang jabatannya lebih tinggi, Anda harus selalu sopan kepada orang lain terlepas dari siapa Anda. Sebab, setiap pemimpin memang harus memperlakukan semua orang dengan adil dan empati.
“Artinya, Anda dianggap mampu menciptakan lingkungan di mana orang tahu mereka akan didengar. Anda juga dianggap konsisten dan berpikiran adil bila karyawan diberi kesempatan kedua untuk jujur soal kesalahan-kesalahan mereka," ujar dia.
7. Perhatian
Biasanya, perhatian adalah salah satu unsur kepemimpinan yang paling baik, namun paling diremehkan. Dia mengatakan, perhatian adalah proses mendapatkan pengetahuan, sehingga ketika Anda memberikan pendapat atau membuat keputusan, Anda memiliki pengetahuan yang cukup untuk mendukungnya.
Apa Dampaknya? Di sisi lain, Anda harus mengakui bahwa tidak pernah ada kepastian 100 persen dari keputusan itu, tidak peduli berapa banyak data yang telah Anda berikan. Sebab keputusan apa pun tetap berisiko.
8. Otentik
Iger mengatakan, Anda tidak boleh memalsukan apa pun alias harus otentik atau asli. Penting untuk selalu tulus dan jujur. Dia menyarankan para pemimpin untuk mengambil tanggung jawab ketika mereka mengacaukan kinerja karyawan sekaligus belajar dari kesalahan.
9. Kejar Perfeksionisme