ILUSTRASI logam tanah jarang (CNBC)
YUKBIZ.COM - Ternyata, Indonesia memiliki 'harta karun' super langka dalam hal ini logam mineral tanah jarang (LTJ) atau rare earth element (RRE).
'Harta karun' super langka ini pun hanya tersebar di beberapa lokasi saja dengan jumlah cadangan 1,5 miliar ton.
Lantas, di mana sajakah lokasi sebaran 'harta karun' super langka ini?
Berdasarkan "Kajian Potensi Mineral Ikutan pada Pertambangan Timah" yang dirilis Kementerian ESDM pada 2017, logam tanah jarang ini tersebar di beberapa daerah, antara lain Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi, dan Papua.
Volume endapan mengandung LTJ yang tersebar di berbagai daerah menunjukkan jumlah yang sangat besar.
Pada pulau Sumatera, jenis endapan LTJ yang terbentuk adalah LTJ pelapukan dengan volume mencapai 4.426.115,4 ton.
Dengan estimasi sekitar 0,45% dari volume tersebut mengandung LTJ, maka paling tidak lebih dari 19.000 ton sumber data LTJ terkandung di dalamnya.
'Harta karun' super langka ini akan semakin diincar dunia ke depannya karena dibutuhkan untuk bahan baku komponen teknologi canggih, seperti baterai, telepon seluler, komputer, industri elektronika, pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT), hingga peralatan senjata atau industri pertahanan dan kendaraan listrik.
Dari ke-17 unsur logam tanah jarang tersebut, enam di antaranya sangat diperlukan untuk pengembangan kendaraan listrik, yaitu lanthanum (La), cerium (Ce), neodymium (Nd) untuk baterai, praseodymium (Pr), neodymium (Nd), terbium (Tb), dan dysprosium (Dy) untuk generator dan motor listrik.
Berikut rincian potensi logam tanah jarang dan sebarannya di Indonesia:
- Bangka Belitung
Logam tanah jarang dari penambangan timah, ada yang bersifat berat (heavy) dan ringan (light). Paling tidak ada 12 oksida logam tanah jarang yang diidentifikasi dari hasil penambangan timah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.