BACA JUGA:
* Menaker: Pemberdayaan Pekerja Perempuan untuk Raih Bonus Demografi
* Mulai Januari 2021, Indonesia Resmi Menutup Wilayah bagi WNA Selama 14 Hari
"Saat ini, Pertamina telah berhasil menginjeksikan Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) pada unit Distillate Hydrotreating Refinery Unit (DHDT) di beberapa kilang existing dengan menggunakan katalis Merah-Putih hasil karya anak bangsa, yakni Tim ITB," ungkap Feby.
Untuk Refinery Unit (RU) II Dumai, Pertamina juga menguji coba secara bertahap yang dimulai dari campuran 7,5%, 12,5%, hingga 100%.
Pemerintah pun memberikan apresiasi atas keberhasilan Pertamina memproduksi green diesel dengan bahan baku 100% CPO.
Harapannya, uji coba ini bisa dilanjutkan di RU-RU Pertamina lainnya dan diimplementasikan secara berkelanjutan, sehingga Indonesia benar-benar bisa mandiri dalam menghasilkan bahan bakar minyak yang ramah lingkungan dengan bahan baku dari dalam negeri.
Dalam rangka menyamakan persepsi terhadap produk-produk bahan bakar nabati, saat ini pemerintah sedang menyusun usulan nomenklatur untuk bahan bakar nabati, yaitu Biodiesel dengan kode B100, Bioetanol (E100), Bensin biohidrokarbon (G100), Diesel biohidrokarbon (D100), dan avtur biohidrokarbon (J100).
Berikut ini adalah berbagai istilah bahan bakar nabati:
Biodiesel/FAME/B100 adalah Bahan Bakar Nabati untuk aplikasi mesin atau motor diesel berupa Ester Metil Asam Lemak atau Fatty Acid Methyl Ester (FAME) yang terbuat dari minyak nabati atau lemak hewani melalui proses esterifikasi atau transesterifikasi.
BACA JUGA:
* Subsektor Perkebunan Tumbuh Positif dan Sumbang Ekspor Besar. Tingkatkan Pendapatan Negara
* Apa Bedanya Menabung dengan Investasi? Kenapa Investasi Bisa Lebih Menguntungkan? Yuk Pelajari yuk