SERI Pengusaha Sritex Pembuat Seragam NATO, Bermula dari UD Sri Rejeki

Jum'at, 20 Mei 2022 07:19 North Atlantic Treaty Organization NATO Lukminto Sritex
SERI Pengusaha Sritex Pembuat Seragam NATO, Bermula dari UD Sri Rejeki
SERI Pengusaha Sritex Pembuat Seragam NATO, Bermula dari UD Sri Rejeki

ILUSTRASI PT Sritek (CNBC/M Sabki)

YUKBIZ.COM - Bicara soal seragam tentara, Sritex adalah sebuah nama besar dalam bisnis itu. 

Dalam sejarah perjalanan Sritex, sosok Ie Djie Shien alias Lukminto (1946-2014) adalah kunci.

Dari perjuangannya sejak muda Lukminto mampu membangun Sritex hingga sebesar sekarang, meski kini badai sedang hinggap di tubuh Sritex sebagai perusahaan.

Setidaknya, Lukminto sudah berdagang ketika usianya baru 20 tahun. Mula-mula, di tahun 1966, dia sudah berdagang kain di Pasar Klewer Solo, Jawa Tengah.

"Waktu itu saya wira-wiri menjual tekstil eceran. Lalu, meningkat sampai mempunyai sebuah kios tetap. Rupanya, saya memang hoki berbisnis tekstil, sehingga lambat laun saya bahkan bisa membuka pabrik tekstil sederhana yang berlokasi di Jl. Kyai Maja di tepi Bengawan Solo," aku Lukminto dalam Saya Memilih Islam (1999) yang disusun Abdul Baqir Zein. Dia mendirikan pabrik kain putih dan berwarna di Solo sekitar tahun 1968.

Mula-mula perusahaan bernama UD Sri Rejeki Isman. 

Di tahun 1978, perusahaan Lukminto sudah terdaftar di Departemen Perdagangan sebagai perseroan terbatas, namanya lalu menjadi PT Sri Rejeki Isman Textile dan kemudian dikenal sebagai Sritex.

Tahun 1982, Sritex mendirikan pabrik tenun pertamanya. 

Tahun 1992, bisnis Sritex membesar dengan pabriknya menjadi 4 lini produksi-yang meliputi pemintalan, penenunan, sentuhan akhir dan busana.

"Pada tanggal 3 Maret 1992, pabrik kami tersebut turut diresmikan oleh Bapak Soeharto bersama 275 pabrik aneka industri lainnya di daerah Surakarta, Jawa Tengah," aku Lukminto.

Lukminto tentu bangga karena pabriknya memiliki jumlah karyawan yang mencapai sekitar 20.000 orang. 

Karyawannya kebanyakan beragama Islam. 

Berita Terkait